Sabtu, 30 November 2013

sejarah bob marley dan musik reggae

sejarah awal
Terlahir dengan nama Robert Nesta Marley pada Februari 1945 di St. Ann, Jamaika, Bob Marley berayahkan seorang kulit putih dan ibu kulit hitam. Pada tahun 1950-an Bob beserta keluarganya pindah ke ibu kota Jamaika, Kingston. Di kota inilah obsesinya terhadap musik sebagai profesi menemukan pelampiasan. Waktu itu Bob Marley banyak mendengarkan musik R&B dan soul, yang kemudian hari menjadi inspirasi irama reggae, melalui siaran radio Amerika. Selain itu di jalanan Kingston dia menikmati hentakan irama Ska dan Steadybeat dan kemudian mencoba memainkannya sendiri di studio-studio musik kecil di Kingston.

 
 Bersama Peter McIntosh dan Bunny Livingston, Bob membentuk The Wailing Wailers yang mengeluarkan album perdana di tahun 1963 dengan hit Simmer Down. Lirik lagu mereka banyak berkisah tentang rude bwai (rude boy), anak-anak muda yang mencari identitas diri dengan menjadi berandalan di jalanan Kingston. The Wailing Wailers bubar pada pertengahan 1960-an dan sempat membuat penggagasnya patah arang hingga memutuskan untuk berkelana di Amerika. Pada bulan April 1966 Bob kembali ke Jamaika, bertepatan dengan kunjungan HIM Haile Selassie I raja Ethiopia ke Jamaika untuk bertemu penganut Rastafari. Kharisma sang raja membawa Bob menjadi penghayat ajaran Rastafari pada tahun 1967, dan bersama The Wailer, band barunya yang dibentuk setahun kemudian bersama dua personil lawas Mc Intosh dan Livingston, dia menyuarakan nilai-nilai ajaran Rasta melalui reggae. Penganut Rastafari lantas menganggap Bob menjalankan peran profetik sebagaimana para nabi, menyebarkan inspirasi dan nilai Rasta melalui lagu-lagunya.

The Wailers bubar di tahun 1971, namun Bob segera membentuk band baru bernama Bob Marley and The Wailers. Tahun 1972 album Catch A Fire diluncurkan. Menyusul kemudian Burning (1973berisi hits Get Up, Stand Up dan I Shot the Sheriff yang dipopulerkan Eric Clapton), Natty Dread (1975), Rastaman Vibration (1976) dan Uprising (1981) yang makin memantapkan reggae sebagai musik mainstream dengan Bob Marley sebagai ikonnya.
Pada tahun 1978, Bob Marley menerima Medali Perdamaian dari PBB sebagai penghargaan atas upayanya mempromosikan perdamaian melalui lagu-lagunya. Sayang, kanker mengakhiri hidupnya pada 11 Mei 1981 saat usia 36 tahun di ranjang rumah sakit Miami, AS, seusai menggelar konser internasional di Jerman. Sang Nabi kaum Rasta telah berpulang, namun inspirasi humanistiknya tetap mengalun sepanjang zaman.
One Love! One Heart!
Lets get together and feel all right.
Hear the children cryin (One Love!);
Hear the children cryin (One Heart!)
(One Love / People Get Ready)
Dreadlock

Selain Bob Marley dan Jamaika, rambut gimbal atau lazim disebut dreadlocks menjadi titik perhatian dalam fenomena reggae. Saat ini dreadlock selalu diidentikkan dengan musik reggae, sehingga secara kaprah orang menganggap bahwa para pemusik reggae yang melahirkan gaya rambut bersilang-belit (locks) itu. Padahal jauh sebelum menjadi gaya, rambut gimbal telah menyusuri sejarah panjang.
Konon, rambut gimbal sudah dikenal sejak tahun 2500 SM. Sosok Tutankhamen, seorang firaun dari masa Mesir Kuno, digambarkan memelihara rambut gimbal. Demikian juga Dewa Shiwa dalam agama Hindu. Secara kultural, sejak beratus tahun yang lalu banyak suku asli di Afrika, Australia dan New Guinea yang dikenal dengan rambut gimbalnya. Di daerah Dieng, Wonosobo hingga kini masih tersisa adat memelihara rambut gimbal para balita sebagai ungkapan spiritualitas tradisional.
Membiarkan rambut tumbuh memanjang tanpa perawatan, sehingga akhirnya saling membelit membentuk gimbal, memang telah menjadi bagian praktek gerakan-gerakan spiritualitas di kebudayaan Barat maupun Timur. Kaum Nazarit di Barat, dan para penganut Yogi, Gyani dan Tapasvi dari segala sekte di India, memiliki rambut gimbal yang dimaksudkan sebagai pengingkaran pada penampilan fisik yang fana, menjadi bagian dari jalan spiritual yang mereka tempuh. Selain itu ada kepercayaan bahwa rambut gimbal membantu meningkatkan daya tahan tubuh, kekuatan mental-spiritual dan supernatural. Keyakinan tersebut dilatari kepercayaan bahwa energi mental dan spiritual manusia keluar melalui ubun-ubun dan rambut, sehingga ketika rambut terkunci belitan maka energi itu akan tertahan dalam tubuh.
Seiring dimulainya masa industrial pada abad ke-19, rambut gimbal mulai sulit diketemukan di daerah Barat. Sampai ketika pada tahun 1914 Marcus Garvey memperkenalkan gerakan religi dan penyadaran identitas kulit hitam lewat UNIA, aspek spiritualitas rambut gimbal dalam agama Hindu dan kaum tribal Afrika diadopsi oleh pengikut gerakan ini. Mereka menyebut diri sebagai kaum Dread untuk menyatakan bahwa mereka memiliki rasa gentar dan hormat (dread) pada Tuhan. Rambut gimbal para Dread iniah yang memunculkan istilah dreadlockstatanan rambut para Dread. Saat Rastafarianisme menjadi religi yang dikukuhi kelompok ini pada tahun 1930-an, dreadlocks juga menjelma menjadi simbolisasi sosial Rasta (pengikut ajaran Rastafari).
Simbolisasi ini kental terlihat ketika pada tahun 1930-an Jamaika mengalami gejolak sosial dan politik. Kelompok Rasta merasa tidak puas dengan kondisi sosial dan pemerintah yang ada, lantas membentuk masyarakat tersendiri yang tinggal di tenda-tenda yang didirikan diantara semak belukar. Mereka memiliki tatanan nilai dan praktek keagamaan tersendiri, termasuk memelihara rambut gimbal. Dreadlocks juga mereka praktekkan sebagai pembeda dari para baldhead (sebutan untuk orang kulit putih berambut pirang), yang mereka golongkan sebagai kaum Babylonistilah untuk penguasa penindas. Pertengahan tahun 1960-an perkemahan kelompok Rasta ditutup dan mereka dipindahkan ke daerah Kingston, seperti di kota Trench Town dan Greenwich, tempat dimana musik reggae lahir pada tahun 1968.
Ketika musik reggae memasuki arus besar musik dunia pada akhir tahun 1970-an, tak pelak lagi sosok Bob Marley dan rambut gimbalnya menjadi ikon baru yang dipuja-puja. Dreadlock dengan segera menjadi sebuah trend baru dalam tata rambut dan cenderung lepas dari nilai spiritualitasnya. Apalagi ketika pada tahun 1990-an, dreadlocks mewarnai penampilan para musisi rock dan menjadi bagian dari fashion dunia. Dreadlock yang biasanya membutuhkan waktu sekitar lima tahun untuk terbentuk, sejak saat itu bisa dibuat oleh salon-salon rambut hanya dalam lima jam! Aneka gaya dreadlock pun ditawarkan, termasuk rambut aneka warna dan dread perms alias gaya dreadlock yang permanen.
Meski cenderung lebih identik dengan fashion, secara mendasar dreadlock tetap menjadi bentuk ungkap semangat anti kekerasan, anti kemapanan dan solidaritas untuk kalangan minoritas tertindas.

SEJARAH MUSIK REGGAE
Musik Jamaica Pendahulu
Menurut
sejarah Jamaica, budak yang membawa drum dari Africa disebut Burru
yang jadi bagian aransemen lagu yang disebut talking drums (drum yang
bicara) yang asli dari Africa Barat. Jonkanoo adalah musik budaya
campuran Afrika, Eropa dan Jamaika yang terdiri dari permainan drum,
rattle (alat musik berderik) dan conch tiup. Acara ini muncul saat
natal dilengkapi penari topeng. Jonkanoos pada awalnya adalah tarian
para petani, yang belakangan baru disadari bahwa sebenarnya mereka
berkomunikasi dengan drum dan conch itu. Tahun berikutnya, Calypso dari
Trinidad & Tobago datang membawa Samba yang berasal dari Amerika
Tengah dan diperkenalkan ke orang orang Jamaika untuk membentuk
sebuah campuran baru yang disebut Mento. Mento sendiri adalah musik
sederhana dengan lirik lucu diiringi gitar, banjo, tambourine, shaker,
scraper dan rumba atau kotak bass. Bentuk ini kemudian populer pada
tahun 20 dan 30an dan merupakan bentuk musik Jamaika pertama yang
menarik perhatian seluruh pulaunya. Saat ini Mento masih bisa dinikmati
sajian turisme. SKA yang sudah muncul pada tahun 40 50an sebenarnya
disebutkan oleh History of Jamaican Music, dipengaruhi oleh Swing,
Rythym & Blues dari Amrik. SKA sebenarnya adalah suara big band
dengan aransemen horn (alat tiup), piano, dan ketukan cepat bop. Ska
kemudian dengan mudah beralih dan menghasilkan bentuk tarian skankin
pad awal 60an. Bintang Jamaica awal antara lain Byron Lee and the
Dragonaires yang dibentuk pada 1956 yang kemudian dianggap sebagai
pencipta ska. Perkembangan Ska yang kemudian melambatkan temponya
pada pertengahan 60an memunculkan Rock Steady yang punta tune bass
berat dan dipopulerkan oleh Leroy Sibbles dari group Heptones dan
menjadi musik dance Jamaika pertama di 60an.
Reggae N Rasta
Bob
Marley tentunya adalah bintang musik dunia ketiga pertama yang jadi
penyanyi group Bob Marley & The Wailers dan berhasil memperkenalkan
reggae lebih universal. Meskipun demikian, reggae dianggap banyak orang
sebagai peninggalan King of Reggae Music, Hon. Robert Nesta Marley.
Ditambah lagi dengan hadirnya The Harder they Come pada tahun 1973,
Reggae tambah dikenal banyak orang. Meninggalnya Bob Marley kemudian
memang membawa kesedihan besar buat dunia, namun penerusnya seperti
Freddie McGregor, Dennis Brown, Garnett Silk, Marcia Fiffths dan Rita
Marley serta beberapa kerabat keluarga Marley bermunculan. Rasta adalah
jelas pembentuk musik Reggae yang dijadikan senjata oleh Bob Marley
untuk menyebarkan Rasta keseluruh dunia. Musik yang luar biasa ini
tumbuh dari ska yang menjadi elemen style American R&B dan
Carribean. Beberapa pendapat menyatakan juga ada pengaruh : folk music,
musik gereja Pocomania, Band jonkanoo, upacara upacara petani, lagu
kerja tanam, dan bentuk mento. Nyahbingi adalah bentuk musik paling
alami yang sering dimainkan pada saat pertemuan pertemuan Rasta,
menggunakan 3 drum tangan (bass, funde dan repeater : contoh ada di
Mystic Revelation of Rastafari). Akar reggae sendiri selalu menyelami
tema penderitaan buruh paksa (ghetto dweller), budak di Babylon, Haile
Selassie (semacam manusia dewa) dan harapan kembalinya Afrika. Setelah
Jamaica merdeka 1962, buruknya perkembangan pemerintahan dan pergerakan
Black Power di US kemudian mendorong bangkitnya Rasta. Berbagai
kejadian monumentalpun terjadi seiring perkembangan ini.
Apa sih Reggae
Reggae
sendiri adalah kombinasi dari iringan tradisional Afrika, Amerika dan
Blues serta folk (lagu rakyat) Jamaika. Gaya sintesis ini jelas
menunjukkan keaslian Jamaika dan memasukkan ketukan putus putus
tersendiri, strumming gitar ke arah atas, pola vokal yang berkotbah
dan lirik yang masih seputar tradisi religius Rastafari. Meski banyak
keuntungan komersial yang sudah didapat dari reggae, Babylon (Jamaika),
pemerintah yang ketat seringkali dianggap membatasi gerak namun bukan
aspek politis Rastafarinya. Reg-ay bisa dibilang muncul dari anggapan
bahwa reggae adalah style musik Jamaika yang berdasar musik soul
Amerika namun dengan ritem yang dibalik dan jalinan bass yang
menonjol. Tema yang diangkat emang sering sekitar Rastafari, protes
politik, dan rudie (pahlawan hooligan). Bentuk yang ada sebelumnya (ska
& rocksteady) kelihatan lebih kuat pengaruh musik Afrika -
Amerika-nya walaupun permainan gitarnya juga mengisi lubang lubang
iringan yang kosong serta drum yang kompleks. Di Reggae kontemporer,
permainan drum diambil dari ritual Rastafarian yang cenderung mistis
dan sakral, karena itu temponya akan lebih kalem dan bertitik berat
pada masalah sosial, politik serta pesan manusiawi.
Ngga asli Jamaika lho!
Reggae
memang adalah musik unik bagi Jamaika, ironisnya akarnya berasal dari
New Orleans R&B. Nenek moyang terdekatnya, ska berasal berasal dari
New Orleans R&B yang didengar para musisi Jamaika dari siaran radio
Amrik lewat radio transistor mereka. Dengan berpedoman pada iringan
gitar pas pasan dan putus putusadalah interprestasi mereka akan
R&B dan mampu jadi populer di tahun 60an. Selanjutnya semasa musim
panas yang terik, merekapun kepanasan kalo musti mainin ska plus
tarinya, hasilnya lagunya diperlambat dan lahirlah Reggae. Sejak itu,
Reggae terbukti bisa jadi sekuat Blues dan memiliki kekuatan
interprestasi yang juga bisa meminjam dari Rocksteady (dulu) dan bahkan
musik Rock (sekarang). Musik Afrika pada dasarnya ada di kehidupan
sehari-hari, baik itu di jalan, bus, tempat umum, tempat kerja ato
rumah yang jadi semacam semangat saat kondisi sulit dan mampu
memberikan kekuatan dan pesan tersendiri. Hasilnya, Reggae musik bukan
cuma memberikan relaksasi, tapi juga membawa pesan cinta, damai,
kesatuan dan keseimbangan serta mampu mengendurkan ketegangan.
Its Influences
Saat
rekaman Jamaika telah tersebar ke seluruh dunia, sulit rasanya
menyebutkan berapa banyak genre musik popular sebesar Reggae selama dua
dekade. Hits hits Reggae bahkan kemudian telah dikuasai oleh bintang
Rock asli mulai Eric Clapton sampai Stones hingga Clash dan Fugees.
Disamping itu, Reggae juga dianggap banyak mempengaruhi pesona tari
dunia tersendiri. Budaya Dancehall Jamaika yang menonjol plus sound
system megawatt, rekaman yang eksklusif, iringan drum dan bass, dan
lantunan rap dengan iringannya telah menjadi budaya tari dan tampilan
yang luar biasa. Inovasi Reggae lainnya adalah Dub remix yang sudah
diasimilasi menjadi musik populer lainnya lebih luas lagi.





Bob Marley Keluarga



Bob Marley Memiliki 13 anak, tiga dari istrinya Rita (dua di adopsi dari hubungan Rita sebelum menikah dengannya) dan delapan wanita berbeda.



1. Imani Carole, lahir 22 Mei 1963 dari Cheryl Murray.

2. Sharon, lahir 23 November 1964 dari Rita dari perkawinan sebelumnya.

3. Cedella, lahir 23 Agustus 1967 dari Rita.

4. David “Ziggy”, lahir 17 Oktober 1968 dari Rita.

5. Stephen, lahir 20 april 1972 dari Rita.

6. Robert “Robbie”, lahir 16 Mei 1972 dari Pat Williams.

7. Rohan, lahir 19 Mei 1972 dari Janet Hunt. 

8. Karen, lahir 1973 dari Janet Bown. 

9. Stephanie, lahir 1974 menurut Cedella Booker dia ialah hasil hubungan Rita denagn pria yang di sebut Ital, namun dia dikenal saudara Bob Marley.

10. Julian, lahir 4 Juni 1975 dari Lucy Pounder.

11. Ky-Mani, lahir 26 Februari 1976 dari Anita Belnavis. 

12. Damian, lahir 21 Juli 1978 dari Cindy Breakspeare. 

13. Makeda, lahir 30 Mei 1981 dari Yvette Crichton. 




Ganja dan Dreadlock (sisi lain reggae)





Marijuana, atau lebih dikenal dengan ganja adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabional) yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab). Ganja menjadi simbol budaya hippies yang pernah populer di Amerika Serikat. Hal ini biasanya dilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk khas. Selain itu ganja dan opium juga di “agungkan” sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme yang dipaksakan negara kapitalis terhadap negara berkembang. Di India, sebagian Sadhu yang menyembah dewa Shiwa menggunakan produk derivatif ganja untuk melakukan ritual penyembahan dengan cara menghisap Hashish melalui pipa Chilam/Chillum, dan dengan meminum Bhang, dan di Jamaika digunakan dalam acara ritual kaum Rastafarian.
  
Di beberapa negara tumbuhan ini tergolong narkotika, walau tidak terbukti bahwa pemakainya menjadi kecanduan, berbeda dengan obat-obatan terlarang yang berdasarkan bahan kimiawi dan merusak sel-sel otak, yang sudah sangat jelas bahayanya bagi umat manusia. Diantara pengguna ganja, beragam efek dihasilkan, serta hilangnya konsentrasi untuk berfikir diantara para pengguna tertentu. Efek negatif secara umum adalah bila sudah menghisap akan mengakibatkan pengguna akan menjadi malas dan otak akan lamban dalam berfikir. Namun, hal ini masih menjadi kontroversi, karena tidak sepenuhnya disepakati oleh beberapa kelompok tertentu yang mendukung medical Marijuana dan manfaat Marijuana pada umumnya. Selain diklaim sebagai pereda rasa sakit, dan pengobatan untuk penyakit tertentu (termasuk kanker), banyak juga pihak yang menyatakan adanya pengaruh lonjakan kreatifitas dalam berfikir serta dalam berkarya (terutama pada para seniman dan musisi). 


Berdasarkan penelitian terakhir, hal ini (lonjakan kreatifitas), juga di pengaruhi oleh jenis ganja yang digunakan. Salah satu jenis ganja yang dianggap membantu kreatifitas adalah hasil silangan modern ”Cannabis indica” yang berasal dari India dengan ”Cannabis sativa” dari Barat, dimana jenis Marijuana silangan inilah yang merupakan tipe yang tumbuh di Indonesia. Efek yang dihasilkan juga beragam terhadap setiap individu, dimana dalam golongan tertentu ada yang merasakan efek yang membuat mereka menjadi malas, sementara ada kelompok yang menjadi aktif. Terutama dalam berfikir kreatif (bukan aktif secara fisik seperti efek yang dihasilkan Methamphetamin).
 
Marijuana, masih menjadi kontraversi sebagi penyebab kematian maupun kecanduan. Marijuana, di masa lalu dianggap sebagai tanaman luar biasa, dimana hampir semua unsur yang ada padanya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Hal ini sangat bertolak belakang dan berbeda dengan efek yang dihasilkan oleh obat-obatan terlarang dan alkohol, yang menyebabkan penggunanya menjadi kecanduan hingga tersiksa secara fisik, dan bahkan berbuat kekerasan (aksi kriminal) untuk mendapatkan obat-obatan  kimia buatan manusia itu.
 
Tumbuhan ganja telah dikenal manusia sejak lama dan digunakan sebagai bahan pembuat kantung karena serat yang dihasilkannya sangat kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai sumber minyak. Namun demikian, karena ganja juga dikenal sebagai sumber narkotika dan kegunaan ini lebih bernilai ekonomi, orang lebih banyak menanam untuk hal ini dan di banyak tempat disalahgunakan.
Di sejumlah negara penanaman ganja sepenuhnya dilarang. Di beberapa negara lain, penanaman ganja diperbolehkan untuk kepentingan pemanfaatan seratnya. Seratnya adalah varietas yang ditanam harus mengandung bahan narkotika yang sangat rendah atau tidak sama sekali. Sebelum ada larangan ketat terhadap penanaman ganja, di Aceh, daun ganja menjadi komponen sayur dan umum disajikan. Bagi penggunanya, daun ganja kering dibakar dan dihisap seperti rokok, dan bisa juga dihisap dengan alat khusus bertabung yang disebut bong.
 
Kwalitas ganja di Aceh disebut sebagai salah satu ganja terbaik di dunia. Pada awalnya ganja difungsikan sebagai rokok (bakung) dan bumbu masak. Karena begitu kesohornya ganja Aceh, tak heran, jika orang-orang luar Aceh, yang kebetulan bertandang ke negeri yang berjuluk Serambi Makkah ini, pasti tak akan melewatkan bertanya seputar ganja Aceh. Ganja di Aceh tak hanya dikonsumsi dengan cara menghisapnya secara utuh atau dicampur ke dalam tembakau rokok kretek atau putih. Tapi juga dicampur dengan beberapa jenis makanan dan juga minuman.
 
Khususnya kaum Rastafarian, mengkonsumsi ganja sebagai ritual kepercayaan ini. Ganja di anggap sebagai “rumput kearifan” oleh kaum Rastafarian, dan dapat membantu penggunanya dalam mencapai kebijaksanaan. Orang-orang  Rastafarian menggunakannya sebagai bagian dari ritus-religius yang di maksudkan untuk menjalani kedalaman spiritual bagi setiap jiwa, Jah (Tuhan), dan penciptaannya. Rastafarian mengkonsumsi ganja dengan cara menghisap dan memakannya. Ketika orang Rastafarian berkumpul, mereka menggunakan semacam pipa besar (Chalice). Dihisap dan mengedarkannya satu persatu. Menurut Rastafarian, ganja dianggap sebagai ramuan kehidupan seperti yang tertera dalam bible Psalm 104:14 yang mengatakan: “Dia menciptakan rerumputan untuk pertumbuhan lembu dan tumbuhan obat-obatan untuk melayani manusia, dia membawa makanan ke muka bumi”, mereka juga meyakini bahwa Herb dan ramuan obat-obatan itu tumbuh subur di kuburan Raja Solomon sebagaimana yang termaksud dalam Bible.
 
Dalam pengembangan Reggae sebagai musik secara universal, simbol-simbol serta style merupakan pelengkap Reggae. Warna Merah-Kuning-Hijau merupakan warna yang menjadi ciri khas Reggae, serta Dreadlock (rambut gimbal) adalah style tersendiri yang kemudian banyak ditiru oleh penggemar musik Reggae. Dalam ajaran Rastafari, Dreadlock mengandung makna sebagai akar Rasta. Dreadlock tak sekedar menjadi akar dari ajaran Rastafarian, namun menurut keyakinannya, Dreadlock di ajarkan dalam Bible, Lavictus 21:5, “Mereka tidak seharusnya membotakan kepala mereka, atau mencukur sudut jenggot mereka, juga jangan memotong daging”. Cara pertumbuhan rambut Dreadlock mempresentasikan symbol Lion of Judah serta menyimbolkan kealamiahan dan kependetaan.  




Reggae Indonesia


Perkembangan musik Reggae dengan nuansa Rastafariannya terus mengepak, menancapkan estetika-apokaliptik kesetiap jiwa penikmat Reggae dunia. Reggae merupakan jenis musik yang mudah beradaptasi dengan beragam lingkungan kultural. Konstribusi dari sosok legenda Reggae Bob Marley-lah yang membawa musik Reggae menjadi musik yang begitu universal.  Ska-Rocksteady-Reggae yang merupakan jejak reinkarnasi jalur musik Bob Marley menjadi trend tersendiri dan mendapatkan tempat dihati para pelaku musik. Banyak aliran musik yang berbeda mengkolaborasikan Reggae dengan aliran musik yang dianutnya, bahkan ada juga pemusik-pemusik yang mengubah arah kemudi musiknya dan memilih Reggae sebagai jalur pilihan.

Secara khusus di Indonesia, sebagian besar masyarakat menganggap Reggae adalah murni aliran musik. Pada kenyataannya, Reggae di Indonesia bahkan dunia pada umumnya, mengandung unsur Rastafarian yang merupakan roots dari Reggae itu sendiri. Bob Marley-Reggae-Rastafaraian, adalah satu bentuk yang tak terpisahkan, kemudian diserap secara umum oleh masyarakat musik. Estetika Reggae termasuk didalamnya musik dan Dreadlock sebagai simbol Rastafarian, menjadi “modus operandi” yang sangat “cantik” untuk penyebaran Rastafarian. Dreadlock bahkan menjadi style dari sebagian besar pecinta Reggae, yang dikonsumsi tanpa mereka tahu arti sebenarnya.

Musik Reggae mulai dikenal di Indonesia sekitar awal tahun 1980, dengan munculnya band Reggae Abreso (seluruh personilnya berasal dari papua) dalam acara Reggae Night di Taman Impian Jaya Ancol. Selain itu, masih di era tahun 1980-an ada lagu “Dansa Reggae”  yang dinyanyikan oleh Nola Tilaar dengan iringan musik Willie Teuguh. Lagu ciptaan mendiang Melky Goeslaw ( ayahanda Mely Goeslaw) inilah sebagai salah satu lagu “Reggae Pribumi” yang memperkenalkan Reggae ke masyarakat umum, dengan liriknya: “Orang Jawa bilang”, ‘Monggo dansa reggae!”. Sekitar tahun 1986 muncul Black Company, sebuah band dengan genre Reggae, beberapa tahun berikutnya muncul kemudian Asian Roots yang merupakan turunan dari band sebelumnya, kemudian Asian Force, Abresso, dan Jamming.

Setelah kemunculannya di awal tahun 80-an, Reggae sempat padam dari permukaan musik Indonesia yang sangat cepat menyerap berbagi genre musik. Tetapi sebenarnya para “pejuang Reggae” tidak pernah berhenti berkarya, dan penggemar Reggae masih tetap ada dan menjadi komunitas-minoritas. Salah satunya Tony Q dan mendiang Imanez  yang meraih jaman keemasan dengan hits Samalona, dan Anak Pantai-nya. Pada akhir tahun 90-an, Ska yang merupakan cikal-bakal kelahiran Reggae sempat menjadi trend musik Indonesia. Dengan hits Genit, Tipe-X yang beraliran ska mampu merajai tangga lagu tanah air, disusul kemudian dengan munculnya banyak sekali band-band yang beraliran Ska. Reggae kemudian muncul kepermukaan musik tanah air di tahun 2000-an.Welcome to My Paradise yang dinyanyikan Steven & Coconut Treez, harus diakui adalah hits Reggae yang menjadi tonggak awal dikenalnya aliran Reggae secara umum (sekilas band ini mengingatkan kita kepada Big Mountain yang ngetop lewat Baby, I love Your way), tanpa mengesampingkan jasa para pejuang reggae lainnya yang telah banyak berkarya sebelumnya. Mendiang Imanez, Tony Q Rastafara, Mas Anis (Yogyakarta), Joni Agung (Bali), Ras Muhamad dan sederet nama lainnya memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi perkembangan Reggae tanah air. Welcome to My Paredise  yang sempat hits dan menduduki banyak tangga lagu Indonesia, menurut steven harus diproduseri sendiri. “Album itu kami rekam sendiri karena tidak ada lebel yang mau,” ungkap steven, di acara Kick Andy, Kamis 28 Desember 2006. 

Perkembangan Reggae di Indonesia mulai berjalan perlahan. Walaupun tidak sepesat aliran musik lainnya. Terbukti, telah banyak komunitas-komunitas Reggae di Indonesia (utamanya Yogyakarta, Jakarta dan Bali), dan begitu banyak jenis musik Reggae pribumi yang di produksi secara independent. Papa Rasta, Kowena, Marapu, Joni Agung di Bali (meluncurkan album Reggae Mebasa Bali, Reggae berbahasa Bali). Termasuk di antaranya band asal Bekasi yang baru saja merilis album Breaking The Roots, Souljah. Bahkan, belakangan band-band papan atas mencoba memainkan Reggae. Seperti Dewa yang mencoba berdansa lewat lagu Matahari, Bulan, Bintang, Nugie ( Bisa Lebih Bahagia), Iwan Fals, dan Slank yang memang menjadikan Reggae sebagai salah satu inspirasi musiknya. Yang membanggakan dunia Reggae tanah air adalah Tony Q dan New Rastafara terdaftar sebagai headliners di acara Legend Of Rasta Reggae Festival, dan Shaggy Dog yang telah berperan serta pada Festival Mundial, Belanda.

Terlepas dari siapa dan bagaimana musisi memainkannya, Regae telah hadir di dunia, khususnya indonesia, sebagai seni hidup dengan Rastafariannya, yang telah menyebarkan pesan kemanusiaan, persamaan ras, kedamaian bagi setiap manusia.

             

Bob Marley



Berbicara tentang Reggae pasti tidak akan pernah terlepas dari sosok Bob Marley. Namanya tercatat sebagai salah satu figur terpenting di dunia musik abad 20. Harus diakui, dikenalnya musik reggae di belantara dunia musik sangat di pengaruhi oleh sosok musisi ini. Terlahir denagn nama Robert Nesta Marley pada tanggal 6 Februari 1945 di Nine Miles, sebuah desa kecil di Jamaika. Lahir dari rahim seorang budak bernama Cedella Booker dan seorang ayah kulit putih bernama Norval Sinclair Marley, satu awal kisah hidup yang bermula dari ironi penindasan kaum kulit putih atsa budak hitam Jamaika. Karena perbedaan kulit ini, Norval Sinclair Marley memutuskan untuk meninggalkan Cedella dalam keadaan hamil, yang kelak akan melahirkan sosok pemusik legendaris di bumi ini.

Awal kehidupan Bob Marley sarat dengan penderitaan. Apalagi status budak yang mengalir dari darah ibunya secara pasti mengakrabkannya dengan kemiskinan dan keterbelakangan. Kondisi politik dan perekonomian Jamaika saat itu sungguh sangat memprihatinkan. Pemerintah kolonial yang semena-mena dan hanya memuliakan kroni-kroninya, sangat kontras dengan kehidupan para budak kulit hitam yang hidup dalam ruang kedap kemiskinan. Hal inilah yang membuat Cedella memutuskan untuk pindah dan bermukim di Kingston tepatnya di Trench Town, di rumah paman Bob Marley yang bernama Solomon. 


Di kota inilah obsesinya terhadap dunia musik bermula. Dari jalanan Bob Marley mulai menepak pergaulan keras Kingston. Perkelahian geng, minuman keras dan penikaman sudah menjadi menu yang teramat biasa dalam kehidupan keseharian Kingston. Bob Marley yang telah tumbuh dewasa mulai berinteraksi dengan kehidupan ini, bahkan dikehidupan jalanan nama Bob Marley cukup disegani. Walaupun hanya berperawakan kecil(tinggi 163 cm), Bob Marley terkenal kuat dan mendapat gelar dari teman-temannya, “Tuff Gong”. Saat itu terkenal istilah Rude Bwai atau Rude Boy, kolompok anak-anak muda yang mencari identitas diri dengan menjadi berandalan Kingston. Musik menjadi inspirasi, pembangkit semanagt dan media perlawanan mereka akan kesemena-menaan pemerintah. Bob Marley banyak mendengarkan musik R&B dan Soul yang sedang berkembang, yang kemudian hari menjadi inspirasi irama Reggae, melalui siaran radio Jamaika dan Amerika. Selain itu di jalanan Kingston dia menikmati hentakan irama Ska yang merupakan spirit tersendiri bagi Bob Marley, dan kemudian mencoba memainkanya di studio-studio musik kecil di Kingston. 


Joe Higgs, seorang musisi Jamaiaka yang mengelola sebuah “sound system” (Semacam radio dan studio keliling yang memainkan musik Amerika dan Jamaika), menjadi pemandu musik pertama Bob Marley. Bob Marley mulai bergaul dengan musisi-musisi Jamaika di Thrid Street sebuah komunitas musik milik Joe Higgs. Bersama denagn  Neville Bunny Livingston dan Peter Tosh, Bob Marley mulai belajar mendalamai musik di Third Street. Mereka berlatih lagu-lagu hits Amerika. Dan pada awal tahun1962 terbentuklah The Teenagers dengan personil yang terdiri dari Bob Marley, Bunny Livingstone, Peter Tosh, Beverly Kelso, Junior Braithwaite dan Cherry Smith. Disinilah Bob Marley menciptakan sebuah lagu denagn judul Judge Not dan mulai menawarkannya ke produser-produser rekaman di Kingston dan sekitarnya. Akhirnya dengan perjuangan yang cukup lama Bob Marley dan bandnya mendapatkan panggilan audisi dari Beverly’s, sebuah studio musik kepunyaan seorang produser Cina yang bernama Leslie Kong. Dalam audisi itu Bob Marley menyanyikan lagu Judge Not dan berakhir dengan tandatangan kontrak sebesar 20 poundsterling. Judge Not pun dirilis kemudian menyusul dua karya lainnya Terror dan One Cup of Coffe di tahun 1962. Atas kerjasama Leslie Kong dan Chriss Blackwell (Island Record), Judge Not  dan One Cup of Coffe mulai dipasarkan di Inggris walaupun pada akhirnya kurang laris akibat maraknya perkembangan musik di golongan kaum kulit putih sendiri. Adapun nama The Teenagers berganti dengan nama The Wailing Rude Boys kemudian berganti lagi menjadi The Wailing Wailers dan akhirnya memilih nama The Wailers sebagai nama band mereka. Beberapa sumber mengatakan sekitar tahun ini Bob Marley pernah menikah dengan seorang gadis yang bernama Cheryl Murray dan mempunyai keturunan bernama Imani Carole.
Selain sibuk dengan The Wailers, Bob Marley juga bekerja di Studio One (studio besar di Kingston) kepunyaan Clement Coxsone Dodd, seorang produser rekaman yang paling terkenal di Jamaiaka saat itu. Di studio One Bob Marley bertugas mencari dan mengaudisi pemusik-pemusik berbakat. Disela kesibukannya Bob Marley banyak menulis lirik lagu, salah satu lagunya yang berjudul Simmer Down (sebuah lagu yang bercerita tentang Rude boy) ditawarkan ke Tood. Tood tertarik dengan lagu Simmer down yang berirama ska yang telah terkenal saat itu. Diantaranya The Teenagers (band ska asuhan studio One), Rolando Alphonso (saxafone), pianis Jackie Minto dan seorang gitaris bernama Ernest Ranglin. The Wailers dengan hits Simmer Down menjadi terkenal di Jamaika. Bahkan Simmer Down menduduki tangga lagu teratas Jamaika pada tahun 1964. Keberhasilan inilah yang menbuat Clement Dodd mengikat The Wailers dengan kontrak 3 poundsterling perminggu untuk setiap anggota The Wailers. Tema lagu The Wailers saat itu mengangkat masalah-masalah rakyat kecil Jamaika. Penderitaan, kekerasan jalanan atau Rude Boys sampai pada pengucilan kaum ghetto Jamaika. Setelah hits  Simmer Down, menyusul kemudian It Hurts to be Alone dan Lonesome Feeling. Sama dengan Simmer Down, lagu inipun mampu menghentak tangga lagu Jamaika. Adapun saat itu Ska telah menjadi aliran musik yang sangat digandrungi dan melahirkan musisi-musisi terkenal Jamaika lainnya. Diantaranya Jimmy Cliff, Prince Buster, Byroon Lee & The Dragonaires dan Millie Small denagn hits My Boy Lollipop. 
Geliat Musik Jamaika saat itu cukup berkembang. Radio-radio Jamaika dan Soundsystem aktif memutar lagu-lagu karya musisi-musisi Jamaika. Sementara itu hits-hits luar dengan mudah masuk dan diserap oleh para penikmat musik Jamaika dari siaran-siaran radio-radio Amerika. Diantaranya adalah Jhon Lennon, The Beatles serta Jr. Walkers & The Allstars yang kelak menginspirasi Bob marley dalam bermusik. Sementara itu formasi The Wailers mengalami perubahan penting dengan keluarnya Cherry, Junior Braithwaite serta Baverly Kelso. Sekitar tahun inilah (tepatnya 1965), Bob Marley berkenalan dengan Rita Anderson yang tergabung dalam  The Soulettes, pada saat menjadi pelatih musik di studio One. Perjalanan cinta yang cukup singkat tidak menjadi penghalang bagi Bob Marley dan Rita Anderson untuk memutuskan menikah pada tanggal 10 februari 1966. Keinginan Bob Marley untuk total di dunia musik serta memproduksi kaset sendiri menjadi alasan kepindahan Bob Marley ke Amerika untuk bekerja dan mengumpulkan modal. Di Amerika Bob Marley tinggal bersama ibunya yang telah pindah sebelumnya dan menikah dengan edward.



Sepeninggal Bob Marley pada 21 April 1966, Kaisar Ethiopia Haile Selassie yang menurut kepercayaan Rastafarian sebagai titisan Tuhan, melakukan kunjungan kenegaraan ke Jamaika. Ribuan manusia yang utamanya terdiri dari kaum kulit hitam tumpah ruah datang untuk melihat Sang Mesias yang menurut keyakinan mereka akan membawa kaum kulit hitam keperubahan menuju kemuliaan.



Dunia kerja Amerika yang sangat sulit apalagi Bob Marley sebagai imigran yang tidak mempunyai skill kerja yang memadai, membuat Bob Marley memutuskan untuk kembali ke Jamaika. The Wailers kembali berkumpul di studio One dan mulai melakukan aktivitas bermusiknya. Di Jamaika sendiri perkembangan musik yang terus berimpropisasi melahirkan gaya baru yang terkenal dengan sebutan Rocksteady. Konsep Rocksteady membawa ide baru untuk Ska. Beat Ska perlahan melambat menjadi ritme yang dikendalikan oleh Bass. Lahirlah Bend Down Low serta Mellow Mood dari The Wailers dan memutuskan album ini untuk dipasarkan sendiri secara independent.



Anggota The Wailers secara patungan akhirnya memiliki modal untuk membangun toko kaset kecil di Grenwich Park Road. Mereka menjual kaset-kaset The Wailers dan The Soulettes berkeliling di kota-kota dan daerah sekitar Kingston. Bahkan beberapa sumber mengatakan anggota The Wailers menjajakan kaset mereka berkeliling dengan menggunakan sepeda. Kemudian The Wailers membuat single berikutnya Bend Down Low-nya Bob Marley dan I’m The Thougest karya Peter Tosh dan memasarkannya di Inggris melalui Island Record atas bantuan dari Chriss Blackwell. Usaha dari The Wailers memasarkan dan memproduksi kaset mereka kurang mendapat rspon dari penikmat musik Jamaika saat itu. Sementara itu salah satu band dari studio One yaitu The Skatalist dengan hits The Gun of Navarone dan seorang musisi kulit hitam Desmond Dekker dengan hits Shanty Town berhasil melakukan terobosan dengan menembus tangga musik Inggris. Bob Marley akhirnya memilih untuk beristirahat sejenak dari kesibukan bermusik bersama Rita yang sebelumnya telah menjadi Rastafarian, Bob Marley memutuskan pindah ke St. Ann dan memperdalam Rastafarian-nya.



Bertani, menanam ganja kemudian menghisapnya sebagai meditasi, menjadi keseharian kehidupan Bob Marley. Rita akhirnya melahirkan seorang anak perempuan kemudian diberi nama Cedella, nama yang sama dengan ibunda Bob Marley. Kehidupan Rastafarian Bob Marley tetap diselangi dengan menuliskan syair-syair tentang kehidupan serta banyak hal tentang ajaran Rastafarian yang kelak akan menjadi ciri khas penulisan syair lagu Bob Marley. Kepercayaan Rastafarian sendiri dianggap sebagian masyarakat dan pemerintah sebagi ajaran yang meresahkan. Apalagi ganja yang menjadi bagian ritual Rastafarian membuat para anggotanya sering berurusan dengan aparat, termasuk diantaranya Bunny Livinston, Peter Tosh, dan Bob Marley sendiri. Disinilah Bob marley berkenalan dengan Mortimer Planno seorang tokoh Rastafarian yang kemudian mengenalkannya dengan Johny Nash. Johny Nash sendiri telah melahirkan hits Cupid, Hold Me Tight dan  You Got Soul yang membuat namanya terkenal dipercaturan musik Jamaika dan Amerika. Dan atas rekomendsi dari Johny Nash, Bob Marley mengikuti audisi yang dilakukan oleh Danny Sims. Audisi ini berhasil meyakinkan Danny Sims dan mengikat kerjasama dengan The Wailers untuk menuliskan lagu yang akan dibawakan oleh Johny Nash dibawah bendera JAD (lebel musik milik Nash).



Di Jamaika sendiri sekitar tahun 1968 mulai muncul trend musik baru dengan istilah Reggae. Reggae sendiri adalah kombinasi dari iringan tradisional Afrika, Amerika dan Blues serta folk (lagu rakyat) Jamaika. Nama Desmond Dekker saat itu menjadi buah bibir dikalangan pemusik Jamaika dan Amerika. Dengan hits Israelites, untuk pertama kalinya single Jamaika menduduki tangga nomer satu di Jamaika dan menempati jajaran 10 besar hits Amerika. Sementara itu Bob Marley mendapatkan tawaran lainnya dari Lee Perry untuk berkolaborasi dengan beberapa musisi diantaranya Aston Barret pada bass, Glen Adams (keyboard), Carlton Barret (drum) serta dengan The Upsetters. Kolaborasi ini menghasilkan single seperti Mr. Brown, Duppy Conqueror, dan  Soul Rebel. Kemudian menyusul Small Axe, Kaya, Lively Up Your Self, dan Don’t Rock my Boat (kolaborasi ini berlangsung antara tahun 1969-1970).



Dari beberapa kontrak The Wailers akhirnya Bob Marley mampu memproduseri album mereka sendiri. Kembali terjadi perubahan pada tubuh The Wailers, Aston Barret dan Carlton Barret (bersaudara), dan Tyronie Downie yang mengisi kekosongan pada keyboard sepeninggal Glen Adams ke Amerika. Lahirlah Trench Town Rock, Craven Choke, Puppy, dan Lick Samba yang mereka rekam di Dynamic Studio dan dipasarkan di bawah bendera “Tuff Gong”. Jalur musik internasional mulai mereka tepak dan The Wailers memutuskan pindah ke Inggris setelah mendapat tawaran dari CBS untuk menjadi band pengiring Johny Nash. The Wailers kemudian mengangkat  Brent Clarke menjadi manager mereka di Eropa. Lahirlah Stirt Up, You Purred Sugar Me, Guapa Jelly dalam senggang waktu kerja samanya dengan Johny Nash. Akhirnya pintu sukses muali terbuka setelah Chriss Blackwell mengikat kontrak dengan The Wailers dan mengucurkan dana 8000 poundsterling untuk pembuatan album di Island Record. Bukan hanya itu, “Tuff Gong” dipercayakan menjadi lebel sendiri di Jamaika sebagai bentuk kerjasama dengan Island Record. The wailers kembali ke Jamaika untuk mempersiapkan materi lagu dan melakukan penggubahan lagu-lagu mereka sebelumnya termasuk diantaranya Stirt Up. Setelah materi siap, Bob Marley membawanya ke Inggris dan menyempurnakannya di Island Record dan di bantu oleh seorang auditional Player Gitar bernama Wayne Perkins. Akhirnya pada bulan April 1973 The Wailers melahirkan debut pertama dibawah bendera Island Record dengan title Catch A Fire.



Walaupun tidak berhasil masuk ke tangga lagu Inggris, Catch A Fire mendapat respon yang cukup bagus dari penikamat musik Jamaika, Inggris dan Amerika. Beberapa media memberitakan tentang “kelahiran” The Wailers dalam percaturan musik internasional, diantaranya Melody Maker di Inggris dan majalah Rolling Stone. The Wailers menjalani tour pertama pada bulan April 1973 di Inggris kemudian bersiap-siap untuk jadwal tour berikutnya di Amerika. Satu kejadian yang sangat penting dari sejarah The Wailers terjadi menjelang awal tour Inggris. Bunny Livingstone yang merupakan salah satu pendiri The Wailers memilih memundurkan diri, dan akhirnya atas rekomendasi dari Peter Tosh mereka memasukan Joe Higgs untuk mengisi kekosongan selam tour di Amerika. Setelah perjalanan tour yang cukup melelahkan, The Wailers kembali keJamaika dan bermarkas di 56 Hope Road Kingston, sebuah kawasan permukiman elit yang dibeli oleh Chriss Blackwell untuk kantor “Tuff Gong” yang merupakan perwakilan Island Record di Jamaika. Kemudian kembali The Wailers mempersiapkan materi untuk album berikutnya. Hallelujah Time, Get Up Stand Up, I Shot the Sherrif, Burnin and Lootin menjadi materi untuk album kedua The Wailers dengan title Burnin’. Di tour Burnin’ inilah kembali The Wailers kehilangan salah satu pendirinya dengan keluarnya Peter Tosh. Kemudian menyusul lagi personil lainnya Wire Lindo meninggalkan Bob Marley denagn The Wailers-nya.



Kemungkinan yang terjadi dari keluarnya para personil awal dari The Wailers adalah sosok Bob Marley yang telah begitu mendominasi personil lainnya. Bahkan pada beberapa tour sebelumnya The Wailers malah sering disebut-sebut sebagi “Bob Marley and The Wailers”. Hal ini sangat mungkin terjadi, lika-liku panjang perjuangan Bunny Livingstone dan Peter Tosh menemani Bob Marley membentuk The Wailres, adalah legalitas bahwa The wailers bukan hanya Bob Marley. The Wailers memilih bertahan dengan memasukan beberapa personil baru. I-Threes (trio Rita Marley, Marcia Griffiths dan Judy Mowat) sebagai penyanyi latar, kemudian mengangkat Don Taylor sebagai manager baru. Formasi ini melahirkan Knotty Dread, Talkin’ Blues dan Road Block kemudian berlanjut lagi dengan persiapan album berikutnya dengan title Natty Dread yang bermaterikan lagu-lagu baru dan lagu lama yang dirilis ulang diantaranya Bend Down Low, Lively Up Your Self serta No Woman No Cry yang legendaris. Natty Dread dirilis pada Januari 1975, disinilah untuk pertama kalinya secara jelas managemen The wailers berganti nama menjadi Bob Marley and The Wailers. Popularitas Bob Marley mampu mengangkat penjualan album Natty Dread bahkan album Burnin’ dan  Catch A Fire yang telah diliris sebelumnya. Bob Marley dengan pesona Reggae dan sabda-sabda Rastafarian dalam lirik lagunya mampu menempatkan namanya sejajar dengan pemusik-pemusik terkenal saat itu. Tangga lagu Amerika ditepakinya, bahkan mereka menolak menjadi band pembuka untuk konser Rolling Stone. Tour Natty Dread di Amerika dan Inggris telah membawa Bob Marley sebagai seorang musisi dunia yang menghembuskan aroma Rastafarian dari setiap lenting ganja yang dihisapnya. Kecintaannya pada Kaisar Haile Selassie, Jah (Tuhan) Rastafarian, menginspirasi Marley untuk menulis lagu War yang sekaligus menjadi pertanda meninggalnya Kaisar Haile Selassie pada tanggal 27 Agustus 1974. Rastafarian berduka, tetapi mereka yakin dengan kepercayaan bahwa arwah Jah akan menyebar dan akan lahir kembali dalam sosok manusia lain yang terpilih. Kematian Haile Selassie menorehkan luka tersendiri pada diri Bob Marley. Peristiwa tersebut menginspirasinya untuk menuliskan lirik Jah Live yang kemudian terjual laris dibawah bendera Tuuf Gong. Lagu No Woman No Cry dirilis ulang oleh Chriss Blackwell dan mampu menduduki tangga lagu Jamaika, Inggris dan Amerika.



Perjalanan tour yang panjang mengharuskan Bob Marley jauh dari tanah kelahirannya. Sementara itu di Jamaika kisruh politik sedang berkecimuk. Pertikaian antara dua kubu politik yaitu PNP (People National Party) sebagai partai penguasa dengan JLP (Jamaican Labour Party). Dan pasti korbannya adalah rakyat jelata yang selalu menjadi tumbal keserakahan politik. Bob Marley termasuk menjadi korban penembakan saat itu yang terjadi di 56 Hope Road menjelang persiapan konser Smile Jamaica yang direncanakan pada tanggal 5 Desember 1976. Selain Bob Marley yang turut menjadi korban adalah gitaris Don Kinsey, manager John Taylor dan juga Rita Marley yang mengalami luka-luka pada kejadian itu. Atas suaka yang diberikan Micheal Manley sebagai perdana mentri dan Mentri Pemerintahan Tony Spaulding, konser Smile Jamaica tetap dilaksanakan. Ribuan orang datang memenuhi Outdoor National heroes Circle. Kesedihan Bob Marley akan tanah kelahirannya yang dilanda perang saudara, mengalir manis terwakili dari rintihan syir War yang menjadi tembang pembuka. Kemudian menyusul Trench Town Rock, Rastaman Vibration dan hits-hits lainnya. Konser selama kuarng lebih 90 menit sedikit mengobati luka-derita rakyat Jamaika yang akhirnya kembali memilih Micheal Manley sebagai perdana mentri pada pemilihan umum beberapa hari setelah konser Smile Jamaica berlangsung.
Setelah kejadian yang menyisakan trauma pada diri Bob Marley, Bob Marley and The Wailers untuk bermukim di Chelsea, Inggris. Persiapan materi untuk album berikutnya segera dirampungkan. Disela-sela kesibukan ini Bob Marley diundang oleh gereja ortodoks Ethiopia di London untuk dipertemukam dan dikenalkan dengan Asfa Wossan, pangeran Ethiopia yang merupakan cucu dari mendiang Kaisar Haile Selassie. Dalam pertemuan ini Asfa Wossan memberikan cincin Lion of Judah yang sebelumnya adalah kepunyaan Haile Selassie yang kelak akan menjadi barang kebanggaan Bob Marley dan dikenakannya sampai akhir hayatnya. Perjuangan Bob Marley dalam mengajarkan Rastafarian melalui syair-lagunya menjadi perhatian tersendiri bagi para pemuka-pemuka Rastafarian dan bahkan Bob Marley dianggap sebagai “The Prophet” (Sang Nabi) oleh para pemeluk kepercayaan ini. Bermaterikan beberapa lagu lama dan lagu baru (One Love, Medley, People Get Ready dan kisah asmaranya Bob Marley dengan Cindy Breakspeare, Waiting In Vain), Album Exodus diluncurkan pada bulan Mei 1977. 
Disela-sela tour Exodus di Paris, Bob Marley mendapatkan kecelakaan pada saat bermain Bola dengan wartawan-wartawan Prancis. Jadwal tour yang padat dan ketidakpedulian Bob Marley pada lukanya mengakibatkan luka pada ibu jari kaki Bob Marley semakin serius. Karena luka yang semakin parah serta hasil visum dari dokter spesialis Inggris yang menyatakan ada infeksi dan bahkan telah ada sel kanker  malignan melanoma yang mengharuskan amputasi, Bob Marley memutuskan menunda tour Exodus di Amerika. Bob Marley memilih beristirahat di Vista Line Miami tanpa menghiraukan saran dokter untuk melakukan amputasi. Amputasi dalam ajaran Rastafarian adalah hal yang tidak dibenarkan. Dikatakan secara langsung oleh Bob Marley, “Rasta no abide amputation. I don’t allow a man to be dismantled” Rasta tidak memperkenankan amputasi dan aku tidak mengijinkan seorangpun menghancurkan kepercayaan itu. Dibawah perawatan dokter pribadinya Bob Marley menjalani pengobatan alternatif dengan mneggunakan pengobatan yang tentu saja tidak dilarang oleh Rastafarian yang dianutnya.
 
Setelah merasa cukup sehat, Marley kembali mempersiapkan tour dunia Bob Marley and The Wailers dengan mengusung Kaya dengan rute Amerika, Inggris, Prancis, Spanyol, Swedia, Denmark, Australia, Selandia Baru, dan berakhir di Jepang. Diantara kesibukan tour dunia ini, Bob Marley mendapat undangan dari Twelpe Tribes of Israel (sekte Rastafarian dimana Bob Marley menjadi anggotanya dan diberi nama Joseph), untuk menggelar konser perdamaian di Jamaika. Kecintaan akan tanah air dan keprihatinan Bob Marley terhadap perang saudara yang berlangsung, membuat Bob Marley antusias untuk ikut serta dalam acara suci ini.


Pada tanggal 22 April 1978 konser yang bertajuk The People Peace diselenggarakan. Tampak hadir dua kubu yang berseteru, Micheal Manley dan Edward Seaga serta tokoh-tokoh politik lainnya. Peter Tosh tampil sebagai musisi pembuka bernyanyi seraya menyulut dan menghisap ganja yang pada akhirnya ditangkap aparat setelah konser usai. Kemudian Bob Marley and The Wailers naik panggung disambut gemuruh sekitar 30.000 penonton. Trench Town Rock menjadi lagu pembuka, lagu War kemudian mengalir membasuh derita rakyat yang begitu bersemangat mengikuti setiap lagu yang dibawakan oleh Bob Marley and The Wailers. Bob Marley kemudian mengajak perdana mentri Jamaika Micheal Manley dan pimpinan oposisi JLP Edward Seaga untuk naik ke panggung. Diiringi lagu One Love,  Bob Marley yang diapit oleh kedua pimpinan kubu yang berseteru, mengangkat tangan kanan Micheal Manley dan Edward Seaga kemudian menyatukannya kedalam kepalan tangan sebagai perlambangan perstuan serta mengakhiri persengketaan kedua belah pihak. Satu “rekayasa suci” yang dilakukan oleh Bob Marley untuk meretas kembali perdamaian yang ternodai oleh kepentingan politik yang maha tega.


Tour dunia Bob Marley and The Wailers yang dimulai dari Amerika dan berakhir di Hawai sukses besar. Tercatat, dalam tour dunia ini Bob Marley and The Wailers menjalani 71 kali pertunjukan. Syair-lagu, Reggae, Serta, Bob Marley, bagaikan sihir yang mampu menciptakan daya magis tersendiri. Lewat Reggae dan Bob Marley, Rastafarian yang sangat identik dengan Bob Marley and The Wailers mulai dikenal oleh masyarakat dunia. Sabda-sabda sang nabi telah menyebarkan benih-benih perdamaian, keadilan, dan kesejahteraan ras. Atas jasa-jasanya ini, Bob Marley mendapatkan medali Thind World Peace dari delegasi Afrika di PBB. Setelah tour dunia usai, untuk beberapa saat Bob Marley beristirahat di Addis Ababa Afrika dan kembali ke Jamaika sekitar tahun 1979. Kembali pada kesibukan bermusik, Bob Marley and The Wailers telah siap dengan materi album berikutnya. Afrika Unite, Zimbabwe, So Much Trouble in The World, Third World, dan Ambush in The Night, diluncurkan dengan title Survival. Dalam satu kesempatan, Bob Marley mendapat undangan kehormatan dari Rhodesia Afrika dan tampil di Zimbabwe Independence Concert-Rufaro Stadium-Salisbury, menjadi aksi diturunkannya bendera kolonial, Union Jack. Album berikutnya kembali dirilis dan langsung dilanjutkan dengan tour Uprising Tuff Gong di Eropa dan Amerika, dan sebagai akhir kerjasama Bob Marley and The Wailers dengan Island Record sesuai dengan kontrak yang disepakati.
Satu tawaran kontrak besar datang dari perusahaan musik internasional Polly Gram Record untuk lima album senilai 10 juta dollar dan 3 juta dollar untuk merilis album musisi-musisi Jamaiak yang berada di bawah naungan Tuff Gong Record. Bukti sahih betapa Reggae yang begitu identik denagn Afrika dan Rastafarian telah begitu diterima oleh khayalak musik dunia. Akan tetapi “Sang Nabi” yang manusia biasa, tidak menyadari bahwa penyakit yang dideritanya telah semakin parah. Sementara itu satu jadwal konser di Stanley Theater-Pensylvania Amerika telah menunggu. Kesehatan Bob Marley yang telah menurun drastis, tidak menyurutkan rasa profesionalisme dan kecintaannya pada musik untuk memilih tetap tampil walaupun dokter pribadinya (dr. Frazier) merekomendasikannya untuk beristirahat total. Bob Marley and The Wailers kembali memainkan “ritual” Reggae-nya. Sang Nabi mulai berjingkrak, memejamkan mata, mengacungkan kepalan tangan sebagai simbol perlawanan sambil melantunkan sabda-sabda Rastafarian yang mengalir masuk membasahi jiwa-jiwa penggemarnya. Kemudian brlanjut dengan satu lagu versi akustik Redemption Song yang dinyanyikan sendiri oleh Bob Marley. Tembang Redemption Song mengalun dalam kemuliaan syairnya, semulia sang pelantun dalam penghayatannya, seakan menyadari ini bahwa ini adalah sabda terakhir Sang Nabi untuk dunia.



Not All About Drugs


Bob Marley sebuah nama yang tak diragukan lagi sebagai figur terpenting di dunia musik abad ke-20. Dua dekade setelah Bob Marley wafat, Imensitas (kebesaran) Bob Marley menempatkannya menjadi satu di antar figur-figur transenden terbesar sepanjang abad. Riak-riak dari apa yang sudah di lakukannya menyeberang dari sungai musiknya ke dalam samudra politik, etika, gaya, filsafat, dan agama. Sejarah hidup Bob Marley menjadi mitos yang abadi, kepergiannya tidak kemudian membuat dunia lena dan melupakannya. Musik Bob Marley terus bertumbuh kian populer yang menghasilkan aliran pendapatan untuk harta warisan keluarga, perjuangannya serta menorehkan namanya dalam sejarah musik abad ke-20.Bob Marley dimasukan ke dalam Rock and Roll Hall of fame pada tahun 1994. Majalah Time memilih album Bob Marley&The Wailers Exodus sebagai album terbesar pada abad ke-20.


Pada tahun 2001 ia memenangkan Grammy Lifetime Achievement Award. Pada tahun yang sama kemudian film dokumenter tentang hidupnya dibuat oleh Jeremy Marre, Rebel Music, dinominasikan untuk the Best Long Form Music Video documentary at the Grammies, serta penghargaan untuk beberapa kategori lainnya. Dengan kontribusi dari Rita, The Wailers, dan para pecinta Marley serta anaknya, film tersebut menceritakan kisah tentang Marley, yang juga disertai kata-kata Marley sendiri. Pada musim panas 2006, Kota New York memberikan penghargaan tersendiri buat Bob Marley dengan memberi nama sebagai jalan gereja dari Jalan Ramsen ke East 98th street dibagian timur Brooklyn denagn nama “ Marley Boulevard”. Dan masih banyak lagi penghargaan yang dia terima sebagai penghormatan dari jejak yang Bob Marley tinggalkan, dan saya yakin masih akan ada dan ada banyak lagi kekinian dan keakanan dari “kita-mereka” sebagai bagian dari dunia yang akan memberikan hal serupa. Kisah hidup Bob Marley ialah sebuah arketipe, itulah kenapa karya-karyanya abadi dan terus bergema.


Bob Marley berbicara tentang represi politik, wawasan metafisik dan artistik, kesejahteraan dan apa saja yang mengusiknya. Bagi penggemarnya (orang Barat pada khususnya), kebenaran-kebenaran apokaliptik (wahyu) Bob Marley sungguh inspiratif dan mengubah hidup. “No Women No Cry” masih akan terus mengahapus air mata dari wajah seorang janda, “Exodus” masih akan memunculkan para kesatria, “Redemption Song” masih akan menjadi tangisan emansipasi untuk melawan segala tirani, “Waiting In Vain” akan tetap menggairahkan, dan “One Love” akan terus menjadi himne internasional bagi kesatuan kemanusiaan di dunia melampaui batas-batas, melampaui kepercayaan-kepercayaan, di mana tiap orang akhirnya sadar dan mempelajarinya. Bob Marley bukan hanya sekedar bintang musik yang sebagian besar rekamannya memecahkannya rekor internasional, namun ia juga menjadi figur moral dan religius. Selain Bob Marley, kita harus mengakui bahwa banyak musisi yang lebih unggul dari penemuan instrumental, gaya vokal, gubahan musik, dan sebagainya. Tetapi hanya Bob Marley yang membuat kita melihat ribuan orang Hopi dari Mexico, Maori dari Selandia Baru bahkan komunitas-nya di Indonesia (antara lain Jogjakarta dan Bali), berkumpul setiap tahun untuk menghormatinya. Pada kenyataannya, bahkan bagi grup musik sebesar The Beatles , kita jarang melihat orang-orang mengenakan kaos The Beatles di sekitar kita, kecuali sedikit kaos bergambar Jhon Lennon yang murung. Pernahkah kita melihat wajah Elvis yang tampan di sulam di lengan baju tentara gerilya? Pernahkah kita melihat Micheal Jackson, Bob Dylan atau Madona di cetak pada sarung-sarung pantai sepanjang Malioboro dan Pantai Kuta? Semua itu hanya dimiliki Marley, ikonografinya menjadi sebuah bahasa universal baru, sebagai simbol perlawanan dan kebebasan di bumi ini.


Banyak penggemarnya di seluruh dunia yang meniru gaya rambut Deradlocknya karena fanatik walaupun tidak sedikit pula yang meniru Dreadlock Bob Marley hanya karena terkena imbas voyeurisme, padahal sebenarnya Dreadlock Bob Marley sebagai bagian dari keyakinannya akan ajaran Rastafarian, dan bukan! dari hasil pengkultusan selebriti idolanya. Massa menginginkan differensi (perbedaan) melalui konsumsi dan tontonan, sebagaimana yang di kemukakan oleh Braudrillard, “ Mereka hanya menginginkan tontonan.. mereka hanya menginginkan tanda (sign), mereka mengidolakan permainan tanda dan stereotip-stereotip, mereka mengidolakan kandungan isi selama isi itu mengubah dirinya sendiri menjadi rangkaian tontonan-tontonan”. Pada umumnya di Indonesia, sosok Bob Marley diidentikan dengan ganja (“konon” banyak “penggemar” Bob Marley yang menggunakannya), padahal sebenarnya, ganja adalah ritual serta bagian dari ajaran rastafari dan Bob Marley adalah penganutnya. Wajar bila dia mengkonsumsi, menjadikannya syair dan menyanyikannya sebagai “sabda-sabda” karena posisinya sebagai nabi dalam ajaran rastafarian. Yang pasti, “kesenangan dan penghayatan” dalam proses ritual Bob Marley dengan ganja jelas ada!, dan sebagai penggemarnya apakah kita harus mengikutinya?... tanyakan pada sanitas “yang bergoyang”. My Big Respect  




Bukan Kematian


Kanker yang di derita Bob Marley semakin parah, dan telah meluas ke otak, paru-paru, hati bahkan telah kehilangan fungsi kaki yang di sebabkan karena perawatan yang di tolaknya. Berat badannya terus menurun dan tak tampak lagi semangat pada wajahnya yang pucat. Atas desakan Rita dan Cedella akhirnya Bob Marley setuju untuk di Baptis di gereja ortodoks Ethiopia. Pada tanggal 4 November, Pembaptisan dilakukan  pemimpin gereja Amerika, Archbishop Yesuhaq, dan diberi nama Barhane Selassie (Cahaya trintis suci). Karena tipisnya harapan hidup Bob Marley, Dr. Frazier menyarankan untuk melakukan pengobatan alternatif di Jerman, semacam terapi dengan menggunakan pendekatan rohani. Bob Marley berangkat ke Jerman melalui London ditemani Rita, Cedella, Dr. Frazier, Alan Cole, dan Diane Jobson. Mereka tiba di klinik Bad Wiessee dan langsung menemui Dr.Josef Issels.


Pada ulang tahunya yang ke-36 di bulan Februari 1981, Bob Marley dikunjungi oleh anggota The Wailers, Tyrone Downie, Junior Marvin, dan Seeco Patterson (sementara itu di Jamaika, Bob Marley mendapatkan The Jamaikan Order of  Merit, yang di serahkan oleh pemerintahan Edward Seaga kepada anak laki-laki tertuanya, Ziggy Marley. Sesuatu yang disembunyikan menyangkut kesehatan Bob Marley akhirnya terbongkar juga pada akhir 1980, Media mengetahui tenteng penyakit yang di derita Bob Marley.

 data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wCEAAkGBxQTEhUUExQVFhUXGSAaFxgYGSAeGhscHhofHBogHxocHSggHB4lHBwcITIiJSkrMC4uGB8zODMsNygtLisBCgoKDg0OGxAQGywkHyQsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwvLCwsNCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLP/AABEIAJ4BPgMBIgACEQEDEQH/xAAcAAABBQEBAQAAAAAAAAAAAAAFAgMEBgcBAAj/xAA/EAACAQIEAwYEBQQCAQMEAwABAhEDIQAEEjEFQVEGEyJhcfAygZGhQrHB0eEHFFLxI2IzQ3KCY5KishUWJP/EABkBAAMBAQEAAAAAAAAAAAAAAAABAwIEBf/EAC8RAAICAgIBAgMHBAMAAAAAAAABAhEDIRIxQQRRE2GBIjJCcZGh8FKx0eEUIzP/2gAMAwEAAhEDEQA/ANdAx0jHi2EziBQ8Gx4tbCWEe/yGOkddsACYx4rOPdT+eOnCASVxxrY4T7GOMLb/AL4AOO2EFsL0cvfv9sN1CB5n3y64Qxtj78sMVMPT+2IHGM6aFGpWWmagQAkTFpAPIzEzhWhjjjDQHl19++uBXAe1NLMtoKmnU3CkyCB0aBMdME24ii5epXIZRTmVIhiRMCP+3L1wnoEKPnjytH888UVf6hsz0VFFQSYqXkEEwNPTrf0xeJJ5D1wqa7HYodOf3wgrExjjHpvvhFSpz8sIY4LHDRe/v7YHNxeiGhqqBjsNQn8+eAfartOir3dGp450krfSLzDREzb5+WNRhKTpCckkWitWt05yfe2AlTjtKdqjr/mialtvfFYp5OrVpvXao6DQNUsQrCIJImPFyHMnBThuUrPSBp1FANkCoqyYJIl5YmOnTHR/x0u2S+M/CLDSzNN1BRgQbgjHQvMHfniocH4PUZn/AORkqK19JF2YWibkmDYnlgpwziVQu1GsPELhhFx5gW1QMRyYeO0ykMvLTDbff9eeIpW9/Tz35YcZ7ieWEPUgg2Pv/X0xAqKCfXCXcCBY44p68+f8YZeNjPzwAeD74krBEnYexge7efrjgY7b4AJdRhBj5YjFuWFO3TDSmPPrgAU6TYcsR3cA7YeYxt764huZMn31wAOO/wCWGTefXHYN7Y88TE7dMADTNbEUsff74eqnkB7/AGww55dcAHS1seK+xhse/wCMe1+cffGhG5z/ADjztYxhDAm319/7woD64sRPY9OFAWwlrYYHiMJqG1sdQAYTUPXABnvEOLueIBmfRTo1dIBnSANyR/2E3xec3UqCopGjuut9RmI8uv0xmvbjhb0az1GBKVGlGG0kSVI5Hf5DE/gPbhaaJTzKPKQA4E+EbSCRewkiZjGJp9oaL+zHGd8T7T1svxBpP/HKqUPw6DHiHRrkz9cWjJ8SpNTaplmNYuxJQNJEyYIb4BzxlnH80a+bclSrPV0R0ghPrgi1LTB6NarUEWoaoclmsPH4Ytsu1r/U4k5egV195UmkwgKwAgER8XP+cDhw6ki0kCD/AIoVDzEWvH16TgL/AFIzlVcqKWqkFf4wTDsFKkaV9Ykz+eIx3pG3op/BqxTidNDDaarDwkQbGCt7zYxgv/VHilQVRTRiEFM6gG3k31D5CJxm9UQxJOkpBWN9QNj8sFstpr5hjUaoxY6rXNQzMW2Bv6AY6VC5WT5aC3ZfghLJms0NFKQy7afKZ5Ti/wCb7TZamshw3Iab+vl9xfAJwKlaglT/AMEFqaFiQJJm5N4kQOQIGAfEatKrmKqUgFTUERyJAIje+zENHyx0fBi+yPxGF8z2trOv/wDnoson4ipew5QogH64EcdrZsKEzdQIreJQ8qT/APYDIHQ7HALM5hGJBLKF+HV+LqDFhPKNpxOq8Mq1e7eqHWmPCWZy7BQLQpuBy8p2xZQxw6Rlyk+2QeF5NauoM4SFLzA2BFhJAG8yTsDucTMhkxWpv3SM55M9ogEwqKbsTG5IHS+HO0XCTSdVo62TMUgyu8SBrPeCwAgaVny9cLXjLZWq1LKMK9MDSjlGBIIkwqwdUzfGnJtaF5CPCKlWmWy9RO8NUQFYzym828wZsQMWDh4zOXVU0owsAJEi0X5THMYB5HtE2YzWXWoEStqltMwBBMEG4cifDi458yLWtuRYD3bHneqzzxzUdHTgxRnG2B0FbL95VUo2pSzKD4oUSYn4oGKZwftIKmZWqQNFTwmfiBJiekC1vM4vXaGsKeUrNp+Gk0HpKxuLgftjM+y+RpNmKV9KaS9ISTrYXYEm4gxbCw5Xkg+ZqeNRkuJpNQ8pwivmdIFpLGAOp6DHaxwO4tRchXpyXQyBuWG0et8Sgk5Kykm0tHM9xKpS8dalppiNmk+sc/QYlf3AcB1Mg3GA2f7QGsjIaLl5shVrkLF5si+m8GcJp5tqNFaYpmo4WWCQFUk/ubAdMWyYlrj2ShN/i6DQYemFMY8v4wGy/FYdVddDMJWbrPNZ5EdDgnWewJOISi46ZVNPoXSfkeeOVagjqY/3iMp/S2FEe/4whi6lTz+/ve2Gyd/K+EOIP3x0PAnp+eABFQnDJH84XWeZGEMem/LABxyY93xGqJH39++mHy0kg/bDFRbe/lgAYqE+UYadjHK/v9cOtf8AX8sMtTnGhH0ARhGqceJxwHFiIrV54TU3wkvhrMVwt2ZVA5mw+9sMB8t7OGXa8jbHKVQMuoMGBuCDY9L88eY29cICm9p+1Kh2y5y3eLN+8JUEcotMf9rYBnguWzVCq9EtRq0V1OjvqSN/iPKxvyO+LZ2m4X/dUYUKKqmULHYTcSP8vO2M7zGSq0CyVAyOwK6bXB3BjceeFCXJDaoR2O4pWp5lVo6fHZg9lIUEmWjw7Ejz648ytRzkqQyrWnULhhq1EAne1vliOaa8p1TyEbeWH9KBAwbxGZB578vLr5Y1W7FYvtFxqrmKrfEE2RFJjlvEST1+mBebR6mmS5028Taiom4En7Y5VzGpwyljAvc2PQHz/PCqNF+6ZljS3/a9jYEc+uGkl0DZM4hwkUMipZUNau4aSAStIWENtLMLxcDA3s7SPeo8qNDSATdm2CgbmZwQyvDUahTq5jMNSp6iqLpLsQLsVEwBqJEnnOJHCQclSzrhVFekyU6b/iUVWaX3gHSF0sB+LFMUbZOcvYXxjMVsqUoVKbCQKiofiAOwDcjyMeYOAFSsLpVV6ZKmGW9pkArzWee4k4O5LidRx31eK9DvEp1lrszshOzU3nWBEmZ8jONbPZbKLSZFoUdDi5iSQeYYgtIFxEYtOXDtEomPdk+HAlKtUDShJpiDrZrMu3INfxdcXvthw6nXyf8AfUZlaep1SymI1al/CymZ9L4rfH/6b5mmS2WPf0t1IYK3zEgH1H0xK7B8M4lTLhl7ugpiqlcEqwIgqBu1uYtfnthSaf2rDfQx2b7S0Hp08jm6Wui5002DHXTdmA0mIIW8z0PMbQ34CVzdY5eRQps6hmYBgNJR5JsLkwTgxm+y+VpV6XdqrrWqhQjhiUIudDqVYAAWmb4Y4TmKz97USgGSqxPd2NmYi6tv5g4Sl5QFbyeQanxOgXId2qszGwbUVYwVmBG87HljRc2skTfmFGKCjVKnEqPfJDa2aAQNlJvvIkD2cXmlUW7AR6D9hfHnettzX5f5O7033WAP6jcRWnle7aQKrBGgwdMEmPCZNgI8+WKV2MoB80AHlaEwOdxBPrO4xrdLsvTzNQHMs7aJXu0YqqgiZaPiaOewtzvjOWyBC1q9Co9CirEIGYHwzCgkiWZjFupGL+nh/wBbXklkyXPRb1FzPyHLEXO8Tp0m0lh3huBu0dYiw8zgHw3hFV0FRq1R9QiCX3IkwV+GIsx/XAfJM1LMNoJzBkEl2OuL7ki0bR6Y1H0/uwebWiXn81XqtqqVXo0y2mFELEgASIuQbkkDyxKSnUyJ10wlSmRA1MLmTMMkwQbc74I8UzVOvl2qFDoUgMIAKnT8Eg3LHYmMV/M8cZ8mAE8NMhJg6VJPhE9QCPX746IrwkQbb7FZvi5zbUxTUi6ltRkgqANRcRqkcyMWS9r+xv788VPsPlyz1GBt8IHPri41kAsDHvrjk9Q/t17HViVRG9Qg9I/XHnJmfr788NGnYxyGG3qmYv8AzzxEoKZzEjz5fX8sc1DDRaQP05YbYQYH1wAPOQPzw0zx7/fDZcSYw3VMbDAA4Nx1+/v98NVWkm2FsY3MTvbY4RWbpb3fABHqvaMIL2w6F/I+/wBcNkxzjDEb57n9sKQWwj37nHdXLl574uROE4y/tbxA1Mw4YwKbaVXoI39T1xpZadr4r3aHsmuYJqIQlWNz8LEbT58p+xwkBI7McdpZgdyqlDTRYBMyBZo8gY33nBerI3v754x/N06+VcCHpVFPxCwPQhtiMWHJf1FN1rUZ0i7Ibkj/AKkRf1GJuMl900mvJcM4moeBirWkgDYTa4OKfx/i4/t+7rway/AILFPIsdmIB+owE4z2zzFZw2XZ6CCNQGkk33nTItaPLAalnHUOpI1OSWY3J6zNhPsYccbu2Dl7HqPFSpDFQQCY0/ty3wqllHzH/J4Epg6dbGF1E/Cu5Y32UE74a4Bw/vs1TSfDOp4HICTPr8Pzxo2VWmaijQO7pj/jWLDbYCw5fTBlzKGhwx8tlQTsYWYqmYQlY1eBtKtyBaYny38sTF7CZrQTqpPAnuwpBJ8iwAJ+mLbxHNNKutTwMAKaLAVerSPiJ2HID64q/FuMs+dfKI7otOQzKSHqFfiJYGQC1gAbAeeJxyzlbXS7NPGlXuyvvSq6atOrSZXXSNTt/wCMDZTEKoado9OuC/G+NIQKSUqFSn/b06cmx+FdSlwRcP1PhgHBztbksu2Xmoay9yk6ldpYxzBJBM7E3xlz1nC6SreIczMr59b7csXxZOStEpwpjVPJ1TMKLSQNQJsbcutr+eNN7KZzPUctRqB0qZe4ZGk6TqsLXSOXK/njP2pFUjSQz2MWNrwZN+m3M9L2Dsvxo5Sq7R3tKoAKlM7dAegIsB1B+eLZJzlGjEVFSTasufHy1OgK1N2RKn/phiIMS0bWHn1xYex3FXqZdAzamU6WBuQPw3/9sYyrjnb4V3ipqK9FUaFBHIb7c8XfsVlO9pCoj1KTzC1EvqEbEGzAEH2ccEVKM9J0ejlWOWFKUlafj9vCte/f1LLxbhdOvUpEyGpVA6stvGOtj4TgHxTs5VoOz5fSFqEllLAKhidzyJ2HyxaMznYfT3ZIi7bX/MDnN8R2oGoZY268/L/dsdKk46PJ0Z3Q7Pmnm6VWrVBZld9I2EQo8RjV8R2EW3wYrVSoIRC++0dPP98Sc0lNq1SpTMhAKQJ6gy8HpqMWt4cQqbsZgCxjxbcp+0/PHFnlymd+BVAtuS4m7pTdqQQPSVmBNw0C1jt6dPPFR4n2UziljkyndPJKudOmdwCRBFzGLT2e48lbVQkK9CFZbGRHhPzEW/cYNhCY8UzsPLnbHdGXlHE7TMlzvZ7O5XLMWqU1C/EqyYBMC8AHcfzgN2Z4muXNXvkPeOQDMzA2I5Efxjb85lQ5MLInxA7SLzB92xA41lKbrTSogZT4Ta4PJgYkXt88a5y2ajxqnr5/L8v9lC4aaQy+eqVF00qlEggiNUBtvOSAPPGV0qOqmwV116tQUkgtCGwtczNsWPtXmcw71kLt/bK5FOkIkKpsNh05ycVbKUEfLvU11BU1wihbEeE7hemo6pEFQIM4rgmtu/0CeGUe0/qHuw+agVFFr6pi+1x9cWg1Cd5+sYq/Y+pqR2O5e7Wvt0GLBPynHJm/9GdEPuokkwL/AMD3OGalefe/8YjVySff1P2+mOoSOU+/f1xM2OJ574TVYRHPphDMdzyG/v2ZxHdyDJ9/rgAeYbgRPPCKpEY8D159fXCDU6CL8/tgAQHjlGEI9/393x1k3ny+v74QJHr+/PAA/RY/XfHCQxwlQYMnfCWB5D54BG9DCUW/v2b48W9zjwf/AHi5EVjk7+WEu2PDmT788ADGcy6VEKVFVlO4IkffmMUrjvZ3I0Rqfvac7Cm0k+UNP1tGLJ2i4uKFJiCC0eEHmx2+m5/nGfZTh1TOODqaZ8dRpIWxNyLKLGNrkYAAdM09TR4VA8MX9NRjrEmOeIOZbwrqaGNiDuAMH+0/A/7WFVgwckr1IUXkTbzI/XAEZ4OgpmzHdiBf2caTTVoGqC/ZPNdzSzdRL1RTGmRaDqv53xY6XESKdOsIliqgAj8Sk78xy+eM84fxhstV1kFlgo6W8SbHykbjzGLRw/O0VR6M95RLhqbINTUmB1BWUXWDy6H68ueG7L4paoN8Jy4XLCkBoZWkD1Jg7nf154H8TyhXMjNFCrERXBUkNt4lYCASYJBi89cOtxBFU6mjmD8LKeok7fLEHPcWyrpfOVHO8H4PmIAP3xKEpbfv2UlFfoEu2PaGktKpSenWMgQ2kAENdWUk3EiD0nFH/wD4/OVxTZUlSDFRYAIBm+oiIIE9IxZey+eY1CRqbKFGVnIUIrNbvBJ0qykdbicU3i1N5qGtXWvUA0qxbUCBfw6thYEaRzi2OzDFJUjkyN2IzuTr0cwKLyalOziZHJhBnxgyDPOBiLmGZKrySNQMGbRc3F4FybbHFw7J16OeWjSza+KmO7TMq8Mq/gSpYhgNgxuOpvgx2g/p+adQaaZZLEuJYt0mB4R5fc2xqWWMfoOGKUml1fV6M5yL0qTFRJNpY2tEwBcGeV8W3sXxeqjh6LVSAwIpaoV2nYrYX2nD+d7E1HplqeWfe5VSCYknw7sOUj74vf8AT/gdCjl6AZG7wMajEoY1AlQNUWIA+E9cZ5c4WtG3xxZKdSr2LfR1VdQcxaYsQPL+cJpqwDQDUKgkDkYFhPL548c2veKiA+I36gdSOQtbC8xU7rUQ9uZaIHz2wP5nIih0q2mmgaFL+Ly1OS7ASZsZnyxCz/E0pOAxnVsEYEz9RA8zg1mey/8AcijXy9VSaJgB0IDf56TMSRaSCOVr4rua4YqltFMPRdjqVRDI8w9gLE9Dz+/JPFTt+Tux5E1SHeEjVVZz/wAFXdJfSzAc9fwsfI9AMWzhz1XUtWUMyn/jLhZP+RV6ZtePvbASlwqqUIqBkWmBLFLleQKkaSf+wINrk4vWQpBstTRFVWFMBdS2UxzWRInFscX4OfI02O06LhFSYt4rk/8A5G56YgZ5mG/WJn4RGCGbzbKQDAOwtufL6Yj08ozSYkH53xWXsiNGSdra1KpXdqe5PLaAAC3oSCfPAKllAys2oKQPCvl6defLbG+8RylFwveU0bSJEre33xmPaLg+Up1CRWK3EpoLFZ3vI2HI3xzZMbi7PY9N6qMkse1X1/sVLKVe7sAL+L06n1P6Yn0K4c7aZ26Dpf1xziOVai5WZDQUdD4XXdSrcweny5YgVCZERMziak06ZbLig4uSX1C2SUOWJM6bAfr6H98P1MuIOmAeUbSDcH5iMDcjn1RmlPiA8Q+IRt6jfE+rn9UBFdiR4ZUhRG5LG0A8hjfK3o8+UWmRS8gRtafzwv8AsiTMj9cRnQouki43B5+fTBag6sAywQb2H1F/p5Y22ZbA9VCCRF953kdRj1TwgGCAeZ3wWrRrUfjALAHcDYkDpOFlJBm/kYg9bT+cYXILAIlhjtNxtzn6YQ/gqOo5GB8xI9Yn7Y9TpmJ5e+XTGxklUgfvhIHzwlX6/P8Ab0x4Vfn5D35YANue36dZwpRvtjjGfTHOX2xUkKq7x9cReIZ9aVNqr/CB9TyAHU+zh+lWV2amrDUoBI5gHYkecGJxWf6iVNFKipt45kyQYUiJAN7zFtjgTV0BT8/mXzVe063aFUmwHITygST88Xaui5fLimqWI0toj4iILHVvfrPLAjsZw1CDmdSl1JUCfCARueYbcenLFiydKTrqBdYJChR9732PPEsj5SrwjUVSsGqqUBSWoCzOpAZhOlf8eo1cx8uWKH214KKWbUU00oVBAB/FPiidgPSLHGm1XfWznT3YX0IiZubEH5YyjtNnDUzVaqSSuqFE8gABz28PLDxO5X4CXQPzOUbUYKgHp8r7m89b+mGH4WadSS5Vj4da2Yg3uRcQRvjuYomC2rSTDCSLGQCSN9/TkcNU1moFZmImWYCTqiwiLAD9cdJMTmM1Ul5bvNIJHeorEHrJE/XeeWBSpVzDqmoSxgKAFHrCgWi/ywZ4vQCv4eYPxbMYnly+Qw92fq90q+FhDhmkD4Y0tpaP8SecbYSiu6Bt12C+FcKFSulGiRFRgupl6tAJG3n+uJHGOA1Wq1NRNNdegBxHgBjVcbbEkeeDZ4iMo/dUGRWe7V1sdBiFU/g2JItyHK6OH9rcxRzAHePXpn/yU6wLKVmCBqG+4BG5xowAqfBq1JVrU1fu4064IWRJs0QQcaN2J7bVaz0qBo0iC4QhQRAPPcxG+14+nsxxKtxFh3VVqVBTFOmp0AUxaWjmTEchMAYL9lKDUc0tLM6aim6OfjRlEg6hcix3nlglB1fkUZJupdF1o0XqF2JGkPFOZkhRBuR/lPlhdXJuRuT1M2xnnH/6g5kFqmWRDRBPieSzAGJhWAVT03wH/uMxmYqV6tRajEhQKzpLBSSEpg6QQomBjPwfcnaZrrVgpH/GAwWGbmYtuMRUr0qlR6dVl1FdYTcwDBMeRjAD+nWezD02/uVYgPFGo8SyxDaiNyD+KOccsGOGcHjNZurUsz6O7K38CpBAH/vkkeYxlxdjCjqRTBpiRPofMm9zOIfCsnTaayUgGe7GIYnzi0+eJT5sKaaj/KAIPlv53xxu8UFdQMk/CIAE7WxmkMnPVCKAfywh6qKbN5+n84pVfjdNK57zMOybBdMqu3MGTEHYc8WjKKjU9akFWEqV2ifdsCmpPRuWOcUm1ohf3Ibvi5jSWKyeiLt0E4G53jLUEXvFcUifipt4laJuLAgjlJ2xXO2+aZMwyKzEOisZ/Conwz0JEwLnnbBKvxij3FKiTTeqqqzFhNPVzBO2rTPlfEue66OhenfGM6bT8ITxDt6kAUw7tI8bDTCze03MT0F8Ujitea1RgdWpmZXN/iMgwfI7ctsWnjXZ0HLf3NNRqk6gvw6ZMFVvEWmDGKbXXw6dMHkw/bn/ADiGRyvZ6PpY4uFwT9n7kbO5hmQoKjqHMABiB1MAeQOOqkCMKyfB3c1K9hTpKAWJO7EAKo2kmTNoAOHaC6mCzYn3+WMyukrMTmpSbS60EuEgBZC+ZI5+XngiHmA07bH3viPlCwEXHlAjDOVoGajCpr1tPh2WLRExI2JHTBGrZzZE6skmCdtQB/F76YjjLKZUoAoPhUXEbgzvMDc8xiSizBJPnHL0xFzdZg//AI3ZSQFKxc8gRMgzbG12SVg/iNQLWVlJ7xlJMydiBYn/APXyxxeLVAW8KGRaxkHqb39MS6/C69SpJpaNIsCV53N5udvSMCyoWdZCkEgzaDtzxuMU1RsZ02JMkySxO52kn54kI8kKPf1xHzDqbqwO1gRh4NCkwfW306xinFmbQ6QN7fv7/XDZqC0T8v8AWGMugZgAwB6GR6AGInynCq1MoQt552O3L9cPiwtG9UxtP392646zfXDCtfcW+uFEmP0+XPGiZTv6d553r5rWw70kG46OdUxckbX8sW/iFBKvgqKrqSJV9tM3+cbeZGK5nONUsnnYZUVKqLrYDxatTSxP+IsD9cWgDUNRjnsZEdZ9Mc+VtSspFWgDwPgAyWbJUg0Kine7BtQCiOgmx5yZxSx2izGUrZmgSKuhzp18vFFjveRacaZwoECWkkxc9OQ8rYzntVQFLN1++y9RxUfUhEIIOx1idR9SIxTHLn2ZkqAnGu09fMUhTfSPFJCWL/4iOg+9sRRwxqY1ZimyBlBE7jly58/nfFw7NZTJzrpeKr0dgXHKAB4f/lg5nctTqoabshJkAMRY+nXG3JQ6QkrMdzYVmN7fgnCalCCCj3/EJgk73G23K+464sna6plaLLRGXDVEUBqitpU28viM9YxUaWRNSpFBSXnUFmQBzFhe8c/LFYu1bMtE7MZVxdwCImSYsd1k+Ux6Yb4jmaWgNSAUL8W8ibEQRccp8xjmZq1kqstQbnSQY6Kb/KN8R+IcNNMiCSCGLD8KiIMnY7gecjGjJCoKawVVW523JgGPzJtfbF+4Rw+tQ7usafef5q2oMQP8WvJ07A4Bf05ylQMGCSZ8Hy39BP641ls2veLTzVMorlF8LEpZjA0H4dUwWG832xWOlZKb3RU+C8NzmpK1Gi3cODpSylF1GFOvTqiZLCcGeJdohl1bLKErZuoGFRwfDTBtpB3LQZ9cXmvRpjXU1mYMMxACiLATaJgYwjhnEwtcF9JZzIYkHS87tzAY26foovkLp6DT5yjToPQrBlPODBkXHqNrbYKf06c16hoszd0AWZyCJFhAJ66okeeAKdpaIrO2hSSZKsNQBFjc9SOeDPZjjTnNLWKotKO7a4FjGnQoH4SPIRONO6Eai+UCBVpgBRAEbAcv949wzV8broaIK6gSB1MYhcX7RZSiGRq6FkMOgMvPIaRcb87XwCzXaqlSpNVKSWMmDBPqY3xzcH4Q9FqSsrNJ35GJv1xH4g7OtRU+Iq2jqTB++M+HaDNVE/ulcUVYkLSHiXSDudQuxvcRyxF7P9tFaqKmZNX8SawVZKc2k01AYDnIwnjn1RSCXbfX7gw1VGrUCWixta/257YsPZTtKuXpMlQOwLAqALCR4tz6H64kVuy6tTepl69LMQPEEgmALxBP054qMQfyx575Y3s9+PwvUxaXX1Lf254IGWlmi0pUAUqCY5lT8xy/fFLLb8gNh0GLVw/iqVcrUydQNrA72jPwtB8Sr1IEmB/l5Yq+YSJBM+fXph5e0/dD9G6Tx98XRP4dx6rT8NOqU1chBBm0wZ+wweynFKFVXNTL027tD4/hNQyqeILaWYyI64pvdxBPz6+x+uCWbpUzlEWixNRSGqzYtAgaORCyWN5O/LGoSZD1WOPG0v57sJ8Z461Jmy+WilTQ6SKYguy2ZiTJ5WvsMCcnqc62EtMBiAI2nlvYSfIYiVtVaoWUHUbtHU7mfM3+eDdOnoBINucnb54zKbfk5lFJUQ6nECavdrRqEoQWJlV0yRqn8QG3MXGJbC9hvyA/bEHheqoTXLz3gKhFMqqq5iG5zv7GJ1EsNRJW3w33X0NpG3nvjVJEZOzoVlXWF1CY0gjUeXMjbrhylVPeLIgsZA9LmCOmHS8ibconY9dvn88eHiYRNjK+Xz9MMwEGa/KIt/lM/SIjznFb43lKD1ajVKYZtKiSbAieW0wQJ9BgxncyQttzz6Rv88VzNmFNha+/XmR53++NRbT0KiFw7hFJSai01B5WFsDsyVquS8mDCgm0Dy5nngyhPdGJlrQPMwftOK7WR1N6ZUfPbzJt9Mdy6MnTTABEADDFaWjWuuLCRMDEimxPp0wthHLDA39X6AR7nCS59j9MIqVfe/8AvyGEKT/vc+vT0xzmyBx3gdPNKBUnUvwspv574reYNbhlKKRNagTLK172tqGy6QdhvHKZuTOB6Ty59PXDLvqjULeZEDlhfJgCOAdvUr1Fp9zUQk/FMqCep5AnFtzYp1qbU6yBlbcN9j5HAOoEUEIAC3h87z9OvyxSeF9r2ypOWzS1NCDSjm7CLX5kHkRsIGJTxvuJpNdMsOd7AUu8WrlnNIg/AzErN4IYXHIkSRincf4Rmkdq1XKwC0lqZLX/APcDafNeeNNyOcDUg6urLzYG3n6Ecxyw9QrwxaCCYB3ggSRbbmdt8ZjnknsbxpmP5TI5fv5zNYBAQSoJYsY2ZlsADvfF84fkKNNdVJVCkfg5/Pp88Es72ZyddjroICfEXQlW1T0W1+eKbnuC57JugSor0S2lQAABzAKWiRzHni8ciyOl2Ya4dg7+oVNNdLwjWwYltvCLACPO/PCeH9klq5YVK1QqrNpSmn/qNEyWbcA7xgrxTglSoqtmj+KEKwAJ3HoYB+WDma4EEpU9NTT3ajSN9CzyG8Tz5nnOOqONrTZCWRPoC5AtkMx/ykDUoZbBVYWG9gGnlHQ4fr55q1SllwKjFdM1apBYAHUzuwABhZv5AYG8U7QjMr3NQEszBWIOpfBIBRWshbVcjph2jwx8surL1Cj041xUkrI1qGQWuLgERHLFn8yPjRZ/6iIatejRFQikUFQAfjYtA+ii2Kx2q4WEpMYkyQGexMCzKVMkHkD0xI7XdsVqU8qWpDve6LF1aNJ1FSoEQVOmY5TisdquJ1pVKgg6dW8xtY2gkSPK43woRetD9wzl+JU6mRbUggUitRQirLi+rVvIA26nFbyPHNIVarZhV/CKYVbAREuLeoBwOytZFYJ3TtaZqVShE3DArYcjznDVFXDP8VZx8LiairO5ud+XPFOCV2Ftlm4r2kWo2tgabtTUQJcNTA8Osm7VNwWETa2I/E64UD/lpMGBgajAFiGsDG7DS0G2AlHhVZnA0VFXbYWHkCeR/PE7J9nKzDxkJ15n02xhyxx8jWOT6JdbjL1KID1KakGF8TMT/wDFVIVABvgUugU1RiNQJPe0yGBVogMLEwQTO/ijBJezBtpq2O0jEPinBmokEAsh3Y8j5j9cOGXHdIbxTSH+A8VqZTMKySHRxBgjUJ8SsDEqw5HF57T8NWmaxLgHWxQadkMaZn4jvcWNoxXuz3AzUVTUqyjKvhA1btC9YidxtOHu0+XKUxQLF1UjTeSonxAf9TYx1FtzieWEJtWax5cmP7roAV8nmnYOwdQkQZAYKL6oDfEBztyvj1XipDBtdSujAH4AGQnfUQdxzjri38Oy1FqMalKhWBXSJY20HVMrEG0X1eWBfAOHoRmGdIE+FrBSRYrEzPOw2wpKMlUkPHknCXKL3/OxnmNUiOuO97BBHhbnp+E3tvzjHcgne6gD8JifLlOHavCm/E9heAu48zfHlywuLaPZj6yEoqTW/bwSuGVxoECAb/Of9YRxrh3epJqMFXdPwMDYggCefyOO8Lp6TDgQfhM8+Y8v4xOoZ5C9VEeSsaxMxaIAnw7CRtM+eMJSUrXZySarZ6nl1RdNJAqiAFHyE+fUn1OPAzP7YU6gRBmfy/XHUQnmfkLW92xRIgNSwgq3qIHz354k0M3RDLNVS5+EtAiQdhstpucRWUSA0wRtNrG/rbliPVqim6VI1BSZUGJGk2mOuAFV7DTp3mrT8IiGgwxPNTzAiCfPFa4jmAveI50lADB/ECJGmJn+cSeI9s1VW7vL1WPLUVC/Mgkn6YqFDj9Q62qgO7MSyixAPQHdQIxuGJtBdBNeJgqtMK0spIJtcXj1ifpgUM0ysSXIIsIsTe0kb+uO0eLMrStPw81m/wAp2wxXzStMfKbHHYujBOXih/8Apsf+6j81g/fHmzqm5pr/APByPswf88B3oK3TDJyI8/lhgfR7VN/zkz+WG++g7TPM29/LCFG0773sB8sJFp9z+p+eOUoKd5Nr+c/Tbl88Kge4t9b4aqEfx/vfCW9/72wAK1WBEx5H5eziJWy1NyCyKY2LL9Bf8/LEl6pI9Pl94wwXiNvIfvI9xgAqKvmMhmHHd68s/wCAAaSCwvJ2cSSSbGOQ2veVz1PMIr0m1IQSHBFiOREyD+2BudprVpuj/C4hp3IjlbFU4b2ZrZd+8oVyEBnSdnjkwFiOU4U4Ke/I4tovjErJ5enPFe4rxRamkhPDTcM9SwExpFt26avLDWQ7TvmFal3WisoGvSQVBIllE3kC364nUsxQbL92WC/5iASy/iW+09RcRbG/S4HF8pEs+W/so9xLMU80oSmB39jTJsGKknQTsJBaJ5xgbW4hXK6Wy9TvY0R3cNp1WU1GFhN+mAn/APaO40olTUumATY2MQxH7dMN5XimqolfNVFqJvTRamqnMkEOrcxvt0x38TlssY7GGiv9y1REqW/4z/41LWCmoSfESRewn64n5qlmWpFHpd2I8TsQEiN9UwYHTpgbxDtOtam9EKDSqLocAgaYuGX/ALLYgRfa2+M+zlY020qCwVSoJmCzAgmJ8MTAHlhRi5dsHroldps7TqaO5K93SXutRszSxPeFehJkAbCOeIBSpmqzd3qdABTQknwKLCAT8488GeznZrWofMXJHhToOp/PFqyWWSkNFMBethM++uJz9QorjEvHDu2BqfZSmSrOS5AAPJQFEbD5YKU+HpTELAEbKLfPEym29zb9BHLCcxUHXz+1vTHLKcpdsuoqOkRhTmdp/K9remEVxFvP69fpGHVczPvy+2G9Nxt6jnJ5D7YyMYb4hEmN4/IHlBwipT1WNxF9z6/OMSDT9DE2M87dfv5YbbbkfPrblAwDAFWrXy2nugWpoIMGG0yWM+gsIB2wJbjb1i7q7JABtuQxggNyiR6z5XvRpiwi/ly85wD4h2bpguaZ0a41Ryg6vCOp5/PHTjzr8Zzzxf0jiV6VRVWmja2WPBO+xkEQT54GZmnWFanRWoqvEEgWkTc8pi0g8pxOy+Uq5ck0x3q7CWII+QsZsZ88K4dlXZxVrIiECAFmT1LMTfGpZIpWmZWN3TCWQyQo09IbUxN2OJiGBttvH3wxUqqok25C0yfIeWI7cUCEBwy9JiPttjlUZS2dDaWiXVpLebGIk/e2GKGSpoSwVdU7je/WPLEl6nPyn64Z1QefWw2/fGH1obHgh8v2PuLYYTMsXHh8Ewx1Xm+yxBuOZwuvmYUFRrIi0wN7knkIx7Y3IBYkjpJuR8pxOhJeSNxItGpNWoEeEAHw84mJPpjlWGOokeQUWA3Fuvr0xJq1Yu1gLmZ68p+wxGoNYFtzy6Tt84xqKGmRszlZkkeGPfqY/LAnNcLQrqMA9ensXwbrVQ2/v5YiI8yIvyMY2mMrmY4dUWdDfJhPv+RgSqPPjFhexievz88XepRggxIgkz52+gwI4hRU+FF1H6j1t+/TFY5H5MOJW6neKAw0sp5hvZxxM8ImPLBg8HqkWQLefCD7nzxFq8MA/wDJqRp+LRrUj5XB+UYopxZhpo3xngfv/OEap9/7wxUqk29OXkcIuxAHpe37zjnKEg7naZ3/AJw21Qnly/1hBXn7vbDffAwOvvrhDHyvnf1PLDYHW87bAem9zjlNrc564Sxi8ff+PLBYHqoHOOon9gYwwet/Uidr7YWWv0JgT5X5xhoRqO/8/XABE4jWKMtakJIk1IG8cz1wB49xnL1Q76NL/DKyNUgwSPkBa5xaVfcLvckkdDG3M4aSmsyFUHrAn8vPF4ZuKqiUsVuyh8P7N1K9JHI7sy06x4mEiCAeg6x5Yl1OyTt4W7hQN3UHURv8O22Lu1xNyT+Ux0wxUNz5fv8AlgfqZtjWKKQHTs7lgqg0wdI3LEajzsInE3+1p2hBa21uonCjU1H0O5/bDjOJi+IuUn2zail4EC08p97Y9q/LpjlTb3PXfCLAC24EfnzwjQpDefn8/wCMJr1rRbzk2HX1OEL9Pf8AGFijAv8AnffAA01SOgMW/L8sd1SZ58xzPz8+mHK6DTPTywqkQACABO3l7k4AEqd4sef8e7nDVRRBEH629MJ1XI8/f6Y8vIdenqf9YAHD9N/fXETPZhVALA+Qj9OZOH9NwOXT37vhrKKGrDWJHIdBMY3CPJ0zM5cVoG1OLKGC1FamN1LfDHmRcYIUFED0tb6W97Ym9oMkqw2lJUM62/DHgn/sDz2wE4BUP9tTY3IAEm8wf2/XG8sElaM45tumK43mNFaiWMKAfrab+98EONZpXpeBdZI8ICn4dN563mCIxzPZFaqFHE87WiwNj88DX7P67vXqsgJJUnfqD15ffGoZIqKT8GZ423aO9my3cJq+KSBPQExvgqDaxvJ9/n9scGXCwosBAA5YceJIj2ROISduyqVKhqpVNhIO1h9cMVW3n3zM46tQBo+c4aLSeckxv76YQxuqVBFpjY/mfIbYbV2Y+WJoogkgxyB/KI6WwMr5/QbC8kDpYxf54AJrU0UgvHQDYfz/ABiKtcklaKari52Fuow7w/hBqFTUaQOQ2xacrlFSwAth0KyuZfgVR/8AytadhYfvg3k+EIggKIwY04QRh0ZsitlFiIxBr8LVuWCzbYa2vgA//9k=
 Media mengetahui Bob Marley berada di Jerman, dan sedang sekarat dengan kanker yang dideritanya. Kondisi Bob Marley semakin memprihatinkan, dia tak mampu lagi untuk makan, minum, apalagi untuk berjalan. Beberapa hari berikutnya, tepatnya tanggal 3 Mei, Dr. Josef Issels mengabarkan kepada keluarganya tentang kondisi Bob Marley yang sama sekali tak lagi mempunyai harapan untuk hidup, dan memprediksikan bahwa usia Bob Marley tinggal hitungan hari. Ia menyarankan, demi ketenangan Bob Marley sebaiknya di bawa pulang selagi dia masih mempunyai kekuatan untuk itu. Bob Marley yang tak mampu bergerak lagi tetapi tetap sadar, ketika keluarganya membawanya ke Miami dengan Jet pribadi sewaan. Bob Marley langsung di bawa ke rumah sakit Cedars Of Lebanon, dan sama saja, Dokter di sana pun mengatakan hal yang sama tentang kemungkinan usianya yang tinggal menghitung hari. Rita terdiam, Cedella terdiam, Bob Marley pun terdiam, dalam “kesendirian” di “akhir dan awal” kehidupannya.


Hari senin, 11 Mei 1981, sekitar pukul 11.40 siang, diusianya yang ke-36, Bob Marley meninggal dunia. Hampir semua media mengabarkan hal ini, dan berita meninggalnya Bob Marley dengan cepat menyebar ke seantero dunia. Tubuhnya terbaring di rumahnya (Miami), dalam peti mati yang menjadi tempat peraduan terakhir dunianya. Kawan-kawan seperjuangannya, anggota The Wailers, Black Well, Danny Sims, bahkan Don Taylor yang pernah dipecatnya datang untuk memberi penghormatan. Delapan hari setelah kematiannya, jasad Bob Marley di pulangkan ke Jamaika. Upacara kenegaraan telah di persiapkan dan dilaksanakan oleh Pemerintahan Jamaika (Edward Seaga, JLP, partai pemenang pemilu yang bersekongkol dalam upaya pembunuhan Bob Marley). Pada hari rabu 20 mei, tubuh Bob Marley terbaring di arena nasional Kingston, lebih dari 40.000 penduduk Jamaika datang untuk meliahat jasad “sang nabi” yang diberi gelar Yang Mulia Robert Nesta Marley (gelar ini di berikan pada tahun 1975). Seluruh strata masyarakat berkabung atas kepergiannya.
Hari senin 21 mei 1981, iring-iringan mobil yang membawa jenazah Bob Marley melewati markas Tuff Gong di 59 Hope Road dan kembali ke arena nasional untuk pemakaman yang akan di laksanakan pada pukul 11.00 siang. The Wailers, Cedella, Rita, I-Threes, melakukan persembahan musikal. Khutbah di berikan oleh Gubernur Jendral Jamaika, Florizel Glasspole. Micheal Manley, Edward Seaga, dan sahabat-sahabat Bob Marley memberikan penghormatan kepada sang legenda. Akhirnya perwakilan dari  Twelpe Tribe Of Israel  mebawa kembali peti mati ke dalam iringan mobil, dan perlahan bergerak menuju tempat kelahiran Bob Marley di Nine Miles, St. Ann. Perjalanan menempuh jarak 50 mil, kiri kanan jalan di sesaki oleh penduduk yang seperti tak rela melepas kepergian pahlawannya.
Setelah sampai tujuan akhir, beberapa persiapan dilaksanakan dan peti mati Bob Marley dibawa ke atas puncak bukit di mana berdiri gubuk kecil tempat kelahiran Bob Marley. Di samping gubuk itu telah di bangun makam semen yang indah (semacam ruang bawah tanah) sebagai tempat untuk disemayamkannya jasad Bob Marley. Disaksikan Perdana Mentri dan penduduk St. Ann, Archbishop Yesuhaq mengumandangkan upacara terakhir diiringi lirih hymne yang di nyanyikan Rita dan Cedella, perlahan-lahan peti Bob Marley di turunkan, di tutup dan di semen bersam dengan Gibson Les Paul-nya (gitar kebanggaan Marley), sebuah bola sepak (olahraga kegemaran Marley), pucuk mariyuana, sebuah bible dan cincin kebanggaannya pemberian pangeran Ethiopia Asfa Wossen. Sempat terjadi adu argumen ketika prophet gad, (pimpinan sekte Twelpe Tribe of Israel), meminta cincin Lion Of Judah peninggalan  Haile Selassie untuk di jaga oleh sektenya. Atas wasiat Bob Marley, cincin Lion Of Judah tetap melekat di jarinya, dikenakannya dalam peti mati, dan disemayamkan bersamanya. 
Malam perlahan datang, seiring dengan kendaraan-kendaraan yang melaju menuruni perbukitan St. Ann, tampak beberapa orang Rastafarian tetap memilih tinggal, bermeditasi, dan berjaga di samping makam sang Legenda. Tapi buakan kematian! Karena selama tirani masih ada, “Sang Nabi” akan terus bersabda dengan syair-syairnya yang tak pernah terlupakan… Redemption song… This SONG OF FREEDOM!

3 komentar:

  1. yooman,Terimakasih infonya sangat menarik
    salam Aqiqah Jogja

    BalasHapus
  2. bet365 1xbet korean - Legalbet
    bet365 1xbet korean. Deposit and place first wager and get 100€ welcome bonus. 100€ welcome bonus. 100€ bonus. 100€ free bet. 100€ free bet. 1xbet korea

    BalasHapus
  3. Caesars casino new customer offer and 30% up to $1000
    Caesars is 충주 출장샵 excited 밀양 출장마사지 to announce that our new 속초 출장샵 player offer has been released by Caesars Rewards and now it's 공주 출장안마 available to bet on all 동해 출장안마 games.

    BalasHapus